7

34.2K 1.3K 7
                                    


Sampai di kampus nara langsung berjalan menuju kelasnya.

Tak lama kelas pun mulai ramai dan dosen pun masuk. Seperti yang di katanya kemarin, sekarang akan di adakan presentasi. Satu demi satu nama di panggil oleh sang dosen untuk mempresentasikan hasil kerjanya, sampai pada nama terakhir yang tak lain adalah nama nara.

"Terakhir, nara kiraina harison" panggil erzhan.

Tau namanya di panggil nara bergegas maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerjanya yang kemaren malam baru saja si kerjakan nya.

Di saat nara sedang menjelaskan di sana erzhan dengan tidak sadar sibuk memperhatikan pergerakan tubuh dan bibir dari calon istrinya itu.

"Jika tidak ada yang ingin di tanyakan saya akhiri sampai di sini" ucapan nara dan tepuk tangan yang membuat erzhan kembali sadar dengan pikirannya.

Setelah sadar erzhan kembali fokus dalam perannya sebagai dosen.

"Semua sudah mempresentasikan hasil kerjanya jadi saya akhiri kelas hari ini, untuk nara silahkan ke ruangan saya" ujar erzhan dan langsung berjalan keluar kelas.

Nara yang sedang mengemasi barang-barangnya langsung menatap punggung erzhan yang berjalan pergi.

"Hayo lo, ngapain aja lo sampe di panggil pak erzhan lagi?" Tanya alin yang tiba-tiba menepuk bahu nara.

"Mana gue tau" jawab nara seadanya.

"Gue bilang juga apa nara bakal di jadiin bininya pak erzhan" sahut joan.

"Bisa diem ga lo, dari kemaren ngomong itu mulu" balas rafa sambil menatap joan.

Nara pun hanya menatap joan tajam.

"Udah lah gue pergi dulu, bye anak anjingku" ucap nara yang langsung berlari meninggalkan temannya.

Masih bisa nara dengar teriakan alin yang melayangkan protesnya. Nara yang mendengar teriakan itu pun hanya tersenyum.

****

Sudah di depan pintu ruangan erzhan nara ragu untuk mengetuk pintu. Nara berfikir lagi apakah dia membuat kesalahan, tapi setelah di pikir-pikir nara baik-baik saja tidak membuat kesalahan hari ini.

Tok tok tok..

Nara langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.

"Siapa yang nyuruh kamu masuk?" Tanya erzhan dingin.

"Tadi saya kan udah ketuk pintu" jawab nara.

"Saya belum menyuruh kamu untuk masuk ke dalam" balas erzhan.

"Gitu doang juga kenapa di permasalahin si" kata nara santai.

"Kamu belum jadi istri aja udah ngebantah gimana nanti udah jadi istri" ucap erzhan.

"Emangnya siapa yang mau nikah, pak?" Tanya nara.

"Terserah kamu lah" jawab erzhan.

Nara duduk di kursi yang ada di depan erzhan, jadilah kami berdua yang berhadap-hadapan di sana.

"Ada apa pak? Saya ga buat kesalahan kok hari ini" ucap nara lebih dulu.

"Udah di kasih tau bunda kan?" Tanya erzhan dengan sedikit melirik ke arah nara.

"Udah" jawab nara seadanya.

"Ya udah, silahkan keluar" ujar erzhan.

Nara menyunggingkan senyum miringnya.

Erzhan memanggil nara untuk keruangannya hanya sekedar menanyakan hal itu. Percuma saja nara jauh-jauh ke ruangan erzhan jika hanya untuk mengucapkan hal tak penting.

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang