20

35.2K 1.4K 53
                                    

"Dih ga jelas banget" celetuk nara setelah membaca pesan dari erzhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih ga jelas banget" celetuk nara setelah membaca pesan dari erzhan.

"Kenapa lo?" Tanya alin heran.

"Pak erzhan ga jelas banget" jawab nara.

"Kangen kali" sahut joan dengan tawa renyah.

Saat ini nara sedang berkumpul bersama teman-temannya. Seperti biasa jika nara membahas erzhan temannya pasti akan menggodanya.

"Samperin gih" ucap alin santai dengan mulut yang penuh makanan.

"Ogah males" balas nara.

"Nih ya kalo gue yang jadi bininya pak erzhan 24/7 gue di samping pak erzhan terus" lanjut alin yang langsung di tatap sinis nara.

"Tolol, kalo berak lo juga mesti di sampingnya" kata joan, di sambut tawa oleh teman-temannya.

"Pak erzhan jarang berak deh kaya nya" ucap alin.

"Tau dari mana lo?" Tanya joan dengan memicingkan matanya menatap ke arah alin.

"Mungkin aja gitu, gimana ra?" Titah alin.

"Hah" sambung nara.

"Hah hoh hah hoh aja lo, itu si pak dosen suami lo pernah berak kaga?" Tanya alin.

"Pak dosen juga manusia, sejatinya manusia bisa berak ya begitupun pak erzhan. Kalo ga bisa berak penyakitan" jawab nara malas.

"Gue ke toilet dulu ya" sahut rafa yang sedari tadi terdiam.

"Mau berak kan lo?" Tanya joan asal.

"Iya, abis itu tainya gue taruh kresek gue kasihin ke lo" balas rafa.

"Sialan" umpat joan.

****

Selesai kelas, nara berjalan menuju kantin untuk sekedar menunggu kabar dari erzhan.

Sembari menunggu nara memainkan ponselnya. Seperti biasa kegiatan nara saat sedang bermain ponsel pasti selalu menonton idolanya.

"Permisi.." ucap seseorang tak dikenal yang sudah berada tepat di hadapan nara.

Nara mendongak melihat siapa orang yang menggangu aktivitas nya melihat idola kesayangannya.

"Iya?" Balas nara.

"Kamu mahasiswa di sini kan?" Tanya orang itu.

Nara pun mengangguk pelan dengan raut wajah bingung.

"Saya boleh minta tolong?" Ujarnya.

"Tolong antarkan saya ke ruangannya pak erzhan" lanjutnya dengan ramah.

Orang itu tersenyum manis kepada nara.

Seorang wanita yang ramah, cantik, dan penuh sopan santun. Bahkan cara berbicaranya saja sangat lembut, sungguh wanita sempurna. Nara membatin dengan terus-menerus memujinya.

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang