29

29.2K 1.1K 121
                                    

Sehabis menikmati masakan sang istri, erzhan mengajak nara untuk ke kamar dan beristirahat.

Jam menunjukkan pukul 12.30 wib sudah waktunya tidur siang. Maka dari itu erzhan mengajak sang istri untuk tidur bersama. Ini pure tidur ya bukan tidur tiduran. Takutnya ada yang berfikir yang tidak-tidak kan tidak enak.

"Ga ada jadwal lain lagi emang?" Tanya nara.

"Ga ada" balas erzhan seadanya.

"Di kantor pun ga ada jadwal?" Tanya nara lagi.

"Ga ada, sayang" jawab erzhan.

"Yaudah" pasrah nara.

"Sekarang bobo bareng ya" ucap erzhan.

"Mas duluan aja, aku mau cuci muka dulu" titah nara.

Erzhan pun mengangguk.

Nara bergegas ke kamar mandi setelah mendengar jawaban erzhan.

Tak lama nara keluar kamar mandi dengan wajah polosnya yang terlihat segar karena air yang membasahi wajahnya.

"Sini" panggil erzhan memberikan kode agar nara mendekatinya.

Yang di panggil pun hanya mengikuti perintah saja. Mendekat ke arah erzhan yang sudah berbaring di atas kasur empuknya.

Tangan yang terlentang mengisyaratkan agar nara tidur di tumpuan tangan erzhan pun di turuti oleh sang wanita. Nara membaringkan tubuhnya dengan bantalan lengan tangan erzhan di balik kepalanya.

"Nara" panggil erzhan.

"Iya" jawab nara sembari menatap erzhan.

"Kalau misalnya Tuhan udah kasih kepercayaan buat kita jadi orang tua apa kamu siap?" Tanya erzhan to the point.

Terdengar helaan nafas nara. Erzhan pun menatap nara dengan penuh keseriusan.

"Siap ga siap, pasti harus siap. Jika Tuhan udah kasih kepercayaan buat kita jadi orang tua itu tandanya Tuhan tau kita mampu" jawaban nara membuat erzhan tersenyum senang. Istrinya bisa menjawab pertanyaan erzhan dengan bijak.

Meski dalam diri erzhan takut jika nanti nara hamil saat kuliah nara belum selesai akan membuat beban pikiran untuk nara, yang harus memikirkan pendidikan dan anak dalam kandungannya nanti.

Belum juga orang kampus yang belum tau kebenaran jika nara sudah menikah, itu pun dengan dosennya sendiri. Mungkin jika itu terdengar oleh mereka akan berdampak buruk bagi nara.

Memikirkan itu erzhan pusing sendiri rasanya. Benar saja nara bersikeras agar orang di kampus jangan sampai tau masalah pernikahannya, minimal sampai nara selesai kuliah itu tidak akan menjadi masalah baginya.

"Meskipun kamu masih menempuh masa perkuliahan apa kamu siap jika kamu menjadi orang tua nantinya?" Tanya erzhan sambil menatap dalam mata nara.

Nara menjawab dengan anggukan.

"Kamu yakin?" Erzhan mulai meyakinkan.

"Aku udah pernah bilang kan, mending aku berhenti kuliah aja biar aku bisa ngurus mas sama anak-anak kita nanti. Mas di bilangin ga percaya si" balas nara.

"Jadi kamu serius dengan perkataan kamu waktu itu?" Lagi-lagi erzhan bertanya hanya untuk meyakinkan dirinya.

Nara mengangguk nge-iya-kan.

"Lagian juga aku bosen belajar terus" balas nara seadanya.

Dengan penuh perhatian erzhan mengelus kepala nara, menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya.

"Sayang, minimal kamu selesaikan dulu kuliah kamu. Wajar jika seseorang bosan dengan sesuatu, tapi itu hanya bersifat sementara. Kamu jalani dulu sampai kamu bisa menyelesaikan kuliah kamu, setidaknya kamu bisa menyelesaikannya meski nanti kamu tidak akan lanjut lagi untuk meneruskan S2. Karena mas sendiri juga tidak yakin kamu bisa lanjut S2 karena mungkin kita akan tambah keluarga" jelas erzhan.

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang