17

31.8K 1.3K 19
                                    


Setelah nara bangun dari tidurnya erzhan memutuskan untuk langsung pindah ke rumah baru.

Sebelum itu mereka berdua berpamitan terlebih dahulu dengan keluarga nara.

"Bunda" rengek nara sambil menatap liana.

"Udah gapapa, kamu bisa main ke sini kalau ada waktu luang nanti. Jangan kaya anak kecil kamu udah gede mana udah bersuami lagi, ga malu hah?" Ujar liana dengan sedikit menegur nara.

Nara mendengus kesal.

"Erzhan sama nara pamit ya, nanti bakal di usahain sering main ke sini" ucap erzhan.

"Iya nak" balas johan.

"Nara, kamu baik-baik di rumah baru ya. Bangun pagi jangan males, layanin suami" kata liana mewanti-wanti.

"Iya bun" jawab nara malas.

"Kami pamit dulu"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, erzhan dan nara pergi menuju mobil. Meninggalkan halaman rumah keluarga harison.

Bisa di bilang cukup lama masa perjalanannya, karna arah rumah baru erzhan agak terbilang jauh.

"Pak laper" kata nara tiba-tiba.

Erzhan menatap istrinya sekilas.

"Iya" balas erzhan.

"Iya, saya pengen makan"

"Iya" jawaban yang sama terlontar dari mulut erzhan.

"Cari makanan pak" ujar nara.

"Iya" lagi-lagi hanya kata itu yang keluar dari mulut erzhan.

"Iya iya mulu dari tadi"

"Sabar" singkat erzhan.

"Laper pak, ga tau orang laper apa" kata nara dengan suara meninggi.

"Coba kamu lihat apa ada yang jual makanan?" Tanya erzhan.

Nara pun menoleh mengamati jalanan yang sepi dari balik kaca mobil. Jalanan sepi tidak ada orang yang berjualan di sana, yang ada hanya pohon dan rumput-rumputan di sepanjang pinggiran jalan.

Karena malu nara pun hanya menggaruk tengkuknya dengan terkekeh pelan.

****

Tidak ingin nara terus-menerus kelaparan dengan gesit erzhan mencari tempat makan. Entah itu resto mahal atau tidak yang penting istrinya bisa makan dan tidak merengek lapar lagi.

"Pak, cari tempat makan yang lain aja yuk" ajak nara saat sudah terduduk di salah satu meja di dalam restoran.

Nara merasa ragu ingin makan di tempat seperti ini.

"Kenapa?" Tanya erzhan sambil mengerutkan keningnya.

"Tempatnya ga manusiawi pak, ini keterlaluan mewah untuk saya yang gembel ini" jawab nara dengan memperhatikan keseluruhan sudut ruangan.

Bukan main, erzhan berhenti di tempat makan mewah yang jelas harga per piringnya bisa mencapai harga tiket nonton konser nct, nara sendiri tidak mampu hanya sekedar melihat harganya.

"Pak, saya ga jadi laper. Lihat harganya aja udah kenyang saya" lanjut nara.

"Kamu dari tadi merengek lapar minta di carikan tempat makan sekarang udah di sini bilangnya ga laper, gimana si kamu?" Ujar erzhan sambil menatap sinis nara.

"Gini ya pak erzhan, kalau saya makan di sini bapak bangkrut nanti. Terus kalau bangkrut saya sama anak-anak kita nanti makan apa pak" jelas nara dengan muka yang di buat sedih.

"Ga akan, cepet pilih makanan yang kamu suka" titah erzhan.

Dengan terpaksa nara pun membuka buku menu dan memilih makanan yang akan di santapnya.

Selesai memilih menu makanan nara dan erzhan berdiam diri sambil menunggu makanan datang.

"Pak mending patungan aja buat bayarnya biar bapak ga kebanyakan keluarin duit" ucap nara pelan.

Erzhan menautkan alisnya.

"Pak" panggil nara karna ucapannya tidak mendapat jawaban.

"Semuanya biar saya yang bayar" balas erzhan.

"Ini mahal kali loh pak" ucap nara.

"Biar saya yang bayar kamu tinggal makan" balas erzhan penuh penekanan.

Nara memang dari keluarga yang mampu, tapi untuk makan di tempat elit begini ya bisa di bilang nara tidak mampu. Bukan tidak mampu masalah uang tapi ini bukanlah gaya nara.

Biasanya juga nara beli nasi goreng mang dadang yang harganya hanya 15ribu, jadi agak kaget jika tiba-tiba makan di tempat elit seperti ini.

Seorang pelayan datang sambil mendorong troli makanan menghampiri meja nara dan erzhan. Ditatanya makanan di atas meja dengan rapi.

"Silahkan menikmati pak, bu" ucap sang pelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silahkan menikmati pak, bu" ucap sang pelayan.

"Terima kasih" balas nara. Pelayan itu pun langsung pergi meninggalkan meja nara.

"Makan" perintah erzhan.

"Iya, selamat makan" ucap nara setelah itu langsung menyantap makanan tersebut.

Tidak ada pembicaraan lagi setelahnya karena mereka berdua sibuk menghabiskan makanan di sana.

Di rasa sudah kenyang dan makanan pun ludes habis di makan oleh nara, mereka langsung melanjutkan perjalanannya lagi.

"Terima kasih" ucap nara tiba-tiba.

"Hm?" Balas erzhan bingung.

"Tadi makanannya" jelas nara.

"Sudah tugas saya" kata erzhan seadanya.

Nara menoleh ke arah erzhan.

"Saya sekarang suami kamu, jika kamu menginginkan apapun pasti akan saya berikan asal itu masih batas wajar. Karena bagi saya apapun yang istri saya minta dan apapun yang istri saya mau pasti akan saya kabulkan. Tapi tidak untuk agensi yang kita bahas kemarin" jelas erzhan.

―――

To be continued

Maaf.. ini asli otak saya gaada pikiran
Jadi segini ae dulu

Kalo besok pikiran udah balik
Update double

Komen bisa lah komen, vote juga vote

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang