Sebut saja nara sangat sensitif dengan cahaya matahari, buktinya sekarang nara menggeliat di kasurnya karna terganggu sinar matahari yang menerobos celah jendelanya padahal ini masih jam 6 pagi."Jam ngampus masih lama, tolonglah matahari jangan buat kesel pagi-pagi" ucap nara setelah melihat jam.
Terpaksa nara harus bangun sekarang.
Setelah menggosok gigi dan mencuci muka nara langsung menuju ke bawah untuk mengambil air putih.
"Bunda mau ke kamar kamu buat bangunin tadi, tumben udah bangun" ujar liana yang sibuk memotong bahan makanan untuk di masak.
"Nara capek ngetik karna nanti bakal ada presentasi, terus lagi enak-enak tidur malah di ganggu matahari" adu nara sambil meneguk segelas air yang di ambilnya tadi.
"Yaudah sana mandi liat tuh rambutnya berantakan gitu ga malu di lihatin sama yang ada di sana" ujar liana sambil menunjuk orang yang berada di ruang tamu.
Benar saja orang itu sedang melihat nara yang penampilanya sangat berantakan seperti sekarang.
Nara melihat orang yang sedang ditunjuk bundanya itu hanya bersikap santai dan tidak memperdulikan nya.
"Ngapain malu, lagian nanti juga dia liat nara kaya gini tiap hari" balas nara dengan muka malas.
"Sini biar nara aja yang motong" lanjut nara sambil mengambil alih pekerjaan bundanya yang sedang memotong itu.
Erzhan yang mendengar ucapan ibu dan anak itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bun?" Panggil nara masih dengan aktivitas nya memotong bahan makanan.
"Iya" balas liana.
"Ngapain pak erzhan ke sini" bisik nara ke liana.
"Bunda yang nyuruh kesini buat sarapan bareng sebelum dia pergi ke kantor" jelas liana.
"Kantor? Emang dia ngantor juga?" Tanya nara lagi.
"Gimana ga ngantor orang erzhan ceo perusahaan nya, aneh kamu" jawab liana dengan kekehan.
"Sibuk banget dong, emangnya ga capek apa?" Tanya nara penasaran.
"Ngapain tanya bunda? Tanya calon suami kamu sendiri lah" balas liana.
Setelah selesai berbincang dengan sang bunda nara mulai fokus untuk memasak.
Memasak memang hal mudah bagi nara, jadi tidak heran jika nara mahir dalam memasak dan menyiapkan banyak masakan di meja makan.
"Panggil erzhan sana suruh kesini, biar bunda panggil ayah sama abang kamu" ucap liana dan pergi untuk memanggil keluarga nya.
Nara berjalan menghampiri erzhan.
"Pak di suruh bunda sarapan" ucap nara.
Erzhan mengangguk pelan dan berjalan menuju meja makan bersamaan dengan ayah, bang aga, dan liana di sana.
Acara makan pun selesai. Erzhan juga sudah pamit ingin pergi ke kantornya, begitupun nara yang sudah siap pergi ke kampusnya.
"Gimana nih rasanya sarapan bareng calon suami?" Tanya aga menggoda adiknya.
"Iri kan abang udah dua hari ga ketemu istri, ga bisa sarapan bareng?" Balas nara mengejek.
Aga memang sudah beristri memiliki satu anak perempuan, tapi sudah dua hari aga belum bertemu istrinya secara langsung karna istrinya sedang di bandung menginap di rumah keluarganya.
Karna ada urusan pekerjaan jadilah aga tidak bisa ikut menginap bersama istrinya di sana.
"Mana ada iri? Orang abang abis nganter lo ke kampus terus abis itu jemput istri" ujar aga tak mau kalah.
"Mba mawar udah balik bang?" Tanya nara antusias.
Nara sangat senang dengan pulangnya istri abangnya itu otomatis nara akan bertemu ponakannya.
"Tadi telfon minta jemput" jawab aga.
"Nara kangen banget sama zilla bang" ucap nara kegirangan.
Aga hanya tersenyum mendengar nara berbicara. Aga tau jika nara adiknya sangat menyukai anak kecil, terutama zilla anak perempuan aga.
 ̄ ̄ ̄ ̄
To be continued
Ga ada votment ga next :)
Setiap part ga menentu ada yang katanya lebih lagi 1000+ dan ada yg hanya 600+ kata, sengaja saya buat begitu. Jadi ya emng ga nentu aja hehehe
(Mawar)
(Zilla)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yth. Bapak Dosen
Fanfiction(CERITA YTH. BAPAK DOSEN DAN SELURUH ISINYA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD @eestehpanas , SELAIN DI WATTPAD SAYA KLAIM PLAGIAT) ...... "kok bapak si yang ngajar?" "kamu terlambat kelas saya" "Tunggu dulu pak, bukannya sekarang kelas pak Joni ya?" "Pak jo...