Di pagi ini, seperti biasa nara akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu sebelum nara berangkat ke kampusnya."Sarapan dulu mas" pinta nara setelah melihat erzhan yang turun dari tangga.
"Sayang, pasangin dasi" ucap erzhan dengan dasi yang sudah bertengger di tangan kirinya.
Nara sempat menoleh ke arah erzhan untuk melihat lelaki itu. Mendekati erzhan dan mulai memasangkan dasinya.
"Ke kantor?" Tanya nara.
Erzhan mengangguk sebagai jawaban.
"Mau lihat sekertaris baru sementara" lanjut erzhan.
"Ha?" Bingung nara.
"Sekertaris mas yang biasanya ambil cuti mau lamar pacarnya, jadi sementara dia cariin mas sekertaris baru biar mas ga keteteran ngurus kantor" jelas erzhan dengan nada lembut.
"Cewe apa cowo?" Tanya nara setelah selesai memasangkan dasi sang suami.
"Katanya cewe" jawab erzhan seadanya.
Nara sudah melayangkan tatapan tajamnya kepada erzhan setelah erzhan menjawab pertanyaan dari sang istri.
"Mas ga akan macem-macem, sayang. Sadar diri kok kalau mas udah punya istri" sahut erzhan menenangkan sang istri.
"Bagus, udah tua juga ga usah bergaya mau main belakang" balas nara sewot.
"Ya ampun sayang, siapa juga yang mau main belakang. Enakan juga main depan" ucap erzhan sembari sedikit bercanda.
Tapi setelah candaan itu di layangkan oleh erzhan suasana menjadi semakin tidak kondusif. Sang istri yang sudah menatap erzhan sinis dengan raut wajah yang menakutkan.
"M-maksudnya tuh, enakkan main depan sama kamu. Iya, gitu" lanjut erzhan gelagapan takut jika nara marah padanya.
"Main apa?" Tanya nara semakin sewot.
"Main di ranjang" jawab erzhan dengan di selingi cengirannya.
"Ck, cowo emang gitu ya. Lihat yang cantik dikit langsung nangkring" ujar nara kesal.
"Aku ga gitu kok" titah erzhan.
"Mulut lelaki ga bisa di percaya" balas nara.
"Tapi mulut suami bisa di percaya" ucap erzhan tak mau kalah.
"Jawab aja terus, biasanya yang kaya kamu yang ga bisa di percaya" sahut nara.
"Lihat aja kalau sampai mas main belakang sama cewe lain atau sama sekertaris baru yang katanya sementara itu, aku ga mau lagi lihat muka jelek mas" kesal nara.
Erzhan yang sedari tadi mengamati setiap inci wajah nara hanya tersenyum gemas di sana. Bagaimana bisa erzhan main belakang dengan wanita lain jika istrinya saja menjadi point utama arah hidup erzhan.
"Dengerin, setiap kata yang mas ucapin di akad nikah waktu itu, sebelum semua orang serentak berkata sah. Itu tandanya mas udah buat janji ke orang tua kamu dan ke Tuhan kalau mas udah milih kamu sebagai pendamping hidup mas, dan mas udah janji kalau mas bakalan jadiin kamu satu-satunya untuk mas" erzhan memandang teduh nara sembari menjelaskan.
"Bahkan jika di tawarkan seribu wanita cantik pun, sekali kamu ya tetap kamu" lanjut erzhan dengan lembut di setiap kata yang di ucapkannya.
Nara yang mendengar penjelasan dari erzhan hanya tersipu malu, tersenyum senang di buatnya. Puas dengan jawaban yang di berikan oleh sang suami.
"Habisin sarapannya, abis itu langsung berangkat" perintah nara dengan wajah yang masih memerah di sana.
"Maaf ya mas ga bisa anterin kamu" ujar erzhan.
"Aku bisa pesen gojek, mas fokus kerja aja cari uang yang banyak buat aku" balas nara dengan tawa kecil.
"Beneran?" Tanya erzhan memastikan.
Nara pun mengangguk.
"Yaudah, hati-hati nanti berangkatnya. Suruh abang gojeknya hati-hati kalau nyetir soalnya lagi bawa istri cantiknya erzhan" sambung erzhan dengan kekehan.
"Bisa diem ga" pinta nara yang lagi-lagi tersipu malu karna ulah erzhan.
"Iyaa, diem ini" kata erzhan.
"Mas, berangkat ya" erzhan pun berpamitan setelah menyelesaikan sarapannya.
Sebelum erzhan pergi, nara meraih tangan erzhan untuk di ciumnya terlebih dahulu. Begitu pun dengan erzhan, erzhan yang menciumi seluruh wajah nara terlebih dahulu sebelum dirinya pergi meninggalkan rumah.
─────
Pukul 8.30 wibNara sudah sampai tepat di depan kampusnya. Seperti kata nara tadi, jika dirinya berangkat bersama abang gojek yang sudah nara pesan.
Setelah itu nara berjalan memasuki area kampus. Masih beberapa langkah nara berjalan ada suara yang membuat nara harus terpaksa berhenti.
"Nara"
Merasa terpanggil nara langsung menoleh menatap sosok orang itu.
"Kenapa, raf?" Tanya nara saat tau siapa yang memanggilnya.
"Gapapa, masuk bareng yok" jawab rafa sembari tersenyum.
Nara mengangguk meng-iya-kan. Rafa dan nara pun berjalan beriringan, tidak ada percakapan khusus hanya saja rafa bertanya sedikit-sedikit dengan nara.
"Gue mau tanya boleh?" Tanya rafa meminta ijin.
"Boleh lah, kayak sama siapa aja lo" jawab nara sambil terkekeh.
"Gimana bisa lo di jodohin sama pak erzhan?" Tanya rafa.
Nara mengerutkan keningnya bingung.
"Maksud gue, gimana bisa keluarga lo kenal sama pak erzhan sampe lo di jodohin?" Jelas rafa saat tau nara bingung dengan pertanyaannya.
"Kakek gue yang minta, gue sendiri ga paham kenapa bisa mintanya harus gue nikah sama pak erzhan" ucap nara.
"Terus, kenapa lo terima perjodohannya?" Tanya rafa lagi.
"Ga boleh nolak permintaan orang tua" balas nara enteng.
"Kalo lo ga pengen juga lo bisa nolak kan" titah rafa.
"Udah kejadian juga, yaudah jalanin aja" ujar nara.
"Lo udah mulai suka sama pak erzhan?" Rafa bertanya lagi.
"Lo kenapa sih? Tiba-tiba banget tanya soal perjodohan gue" ucap nara kembali heran dengan rafa.
Tidak biasanya rafa banyak bertanya seperti itu, bahkan sebelum-sebelumnya juga rafa terlihat biasa saja.
"Pengen tau aja" balas rafa seadanya.
"Aneh lo" kata nara sembari berjalan lebih dulu meninggalkan rafa.
Rafa yang tertinggal di belakang hanya bisa menatap punggung nara yang sedikit demi sedikit mulai menjauh.
─────
To be continued
Kira-kira rafa kenapa tuh?Jadi stay terus baca yth. bapak dosen sampe selesai.
SPAM EMOT MANGGA 🥭🥭🥭 10x ☞
follow juga Instagram:
@eestehpanas_wp
@andiniregita_yang udah baca part ini atau ada part favorit bisa di ss lalu tag ig :
@eestehpanas & @andiniregita_
PEMBACA SETIA YTH. BAPAK DOSEN PASTI UDAH FOLLOW AKUN IG DI ATAS KAN? HARUS YA👌🏻
Semua update'an cerita saya share di ig ya teman-teman🤍
Slow update
KAMU SEDANG MEMBACA
Yth. Bapak Dosen
Fanfiction(CERITA YTH. BAPAK DOSEN DAN SELURUH ISINYA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD @eestehpanas , SELAIN DI WATTPAD SAYA KLAIM PLAGIAT) ...... "kok bapak si yang ngajar?" "kamu terlambat kelas saya" "Tunggu dulu pak, bukannya sekarang kelas pak Joni ya?" "Pak jo...