1

67.3K 1.9K 61
                                    


"Ga bangun bunda siram ya" ujar liana, bunda kesayangan nara.

"Nanti bun" balas nara dengan suara serak.

"Beneran bunda siram ya" jawab liana dengan menepuk keras bokong anaknya.

"Iya iya ini bangun" pekik nara.

"Cepet mandi liat udah jam berapa itu?" Kata liana sambil menunjuk jam dinding di kamar.

Setelah liana menyuruh nara melihat jam, baru lah nara bisa melebarkan matanya melihat dengan sangat jelas jam berapa sekarang.

"Aaaaaa... Bunda nara telat" teriak nara.

Liana pun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang serandom ini.

Pukul 8.00 wib

Setelah semuanya siap, nara langsung bergegas turun ke bawah.

Nara lagi-lagi berteriak untuk memanggil abangnya yang dilihatnya sudah tidak ada di rumah.

"Bang aga!" teriak nara keras.

"Ga usah teriak kuping bunda sakit denger kamu teriak" balas liana.

"Bang aga mana bun?" Tanya nara dengan mata yang terus mencari abangnya.

"Udah duluan, kamu si di tungguin lama" jawab liana santai sambil menyiapkan sarapan.

"Terus nara berangkat bareng siapa dong? Bawa mobil sendiri?" Tanya nara bertubi-tubi.

"Bareng ayah, tunggu ayah di depan" sahut johan sambil meminum segelas air.

"Yaudah kalau gitu ayah cepetan, nara udah telat banget ini" cemas nara.

"Siapa suruh bangunnya kesiangan?" Sahut liana.

"Ya nara mana tau kalo bakalan bangun kesiangan" balas nara.

Seperti biasa ibu dan anak ini selalu adu mulut mempermasalahkan hal sepele. Sang ibu yang selalu sibuk mengomeli anaknya sedangkan sang anaknya selalu menjawab apa yang di ucapkan ibunya.

Jika orang lain melihat perdebatan antara ibu dan anak ini mungkin sudah geleng-geleng kepala.

***

Di kampus

Nara berlari menyusuri lorong kampus, sampai di depan kelasnya nara tanpa ragu langsung mengetuk pintu.

Tok tok tok..

Tak lama keluarlah pria tinggi dengan setelan kemeja hitam rapi.

"Kok bapak si yang ngajar?" Tanya nara heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kok bapak si yang ngajar?" Tanya nara heran.

"Kamu terlambat kelas saya" balas erzhan.

Erzhan Halil Adelardo, selaku dosen yang mengajar matakuliah ilmu sosial dan ilmu politik, yang sekarang sedang mengajar di kelas nara saat ini.

Dosen satu ini memang tampan tapi sangat di sayangkan sikapnya terlalu dingin sedingin Frozen, bahkan mungkin lebih dingin lagi. Bukan hanya itu, erzhan juga merupakan dosen yang di takuti banyak mahasiswa. Karena jika erzhan di buat marah oleh muridnya dia akan memberikan nilai E dalam semua matkulnya, dan siswa akan mengulang masa perkuliahan nya kembali sampai nilai sempurna.

"Bukannya sekarang kelas pak Joni ya pak?" Tanya nara lagi dengan sopan dan hati-hati.

"Pak joni cuti" jawab erzhan dengan wajah yang datar dan pengucapannya yang terkesan dingin.

"Oh gitu ya pak, kalau gitu apa boleh saya masuk sekarang pak?" Ucap nara sangat hati-hati.

Sesekali nara mendongak untuk melihat erzhan dan benar saja, wajahnya hanya datar tanpa ekspresi memberikan kesan yang menyebalkan.

Nara menghembuskan nafasnya kasar sambil menundukkan kembali kepalanya.

"Tutup pintunya" perintah erzhan tiba-tiba.

Nara langsung bergerak untuk menutup pintu dan masuk kedalam kelasnya.

"Udah pak" kata nara dengan tersenyum tipis.

Nara melihat semua orang sudah duduk rapi dengan buku dan laptop yang berada di atas meja. Sampai tatapannya berhenti di ketiga temannya yang sibuk menertawakannya di sana.

"Tutup dari luar, tunggu kelas saya selesai" kata erzhan yang sudah duduk di singgasananya sambil membalik buku materi.

Nara langsung mengalihkan pandangannya ke arah erzhan.

"Hah? Pak kalau mau ngusir ga gini caranya, saya kan malu di lihatin temen-temen" ucap nara pelan yang jelas masih terdengar oleh erzhan dan teman di kelasnya.

Seluruh siswa di kelas sibuk menahan tawanya karna melihat betapa malangnya nara sekarang. Nara yang sudah kesal langsung beranjak ingin meninggalkan kelas.

"Tunggu sebentar" interupsi dari erzhan membuatnya berhenti sejenak.

"Apa lagi pak?" Tanya nara dengan wajah merah padam.

"Setelah kelas saya selesai kamu keruangan saya" jawab erzhan.

Nara hanya menghela nafas berat dan setelah itu nara keluar. Hanya satu yang nara pikirkan saat ini yaitu makan, rasanya perutnya memberontak karna tadi tak sempat untuk makan.

 ̄ ̄ ̄ ̄

To be continued

Follow akun author dan kasih votmennya.

Next ga nih?

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang