11

35.2K 1.2K 5
                                    


Sebelum berangkat nara dan erzhan menyempatkan untuk berpamitan pada liana dan johan terlebih dahulu.

Karena aga tidak ingin menampung nara untuk berangkat bersama, mau tidak mau nara akan pergi dengan erzhan suaminya.

"Bunda, ayah nara berangkat ya" pamit nara.

"Erzhan berangkat dulu ya bun, yah" lanjut erzhan.

Erzhan langsung berjalan keluar rumah menuju mobil setelah berpamitan tadi, begitupun dengan nara. Nara setia mengikuti erzhan dari belakang.

Di dalam mobil tidak ada pembicaraan khusus, hanya saja terkadang nara bertanya mengenai masalah kantor erzhan.

"Pak, kalau udah ngantor ngapain jadi dosen? Kan bisa tuh fokus kerjaan kantor aja" tanya nara sambil menoleh kearah erzhan yang subuk menyetir.

"Pengen aja" jawab erzhan singkat.

"Emang ga capek pak?" Tanya nara lagi.

"Capek" singkat erzhan lagi.

Nara mengernyitkan dahi.

"Kalau kerjaan kantor lagi banyak saya bakalan cuti ngajar" lanjut erzhan sesekali melirik sang istri di sampingnya.

Nara mengangguk paham.

****

Tak terasa sudah sampai di area kampus. Erzhan menghentikan mobilnya di halaman kampus, padahal tadinya nara ingin minta di turunkan di depan halte bus kampus agar orang kampus tidak mengetahui jika nara bersama erzhan sang dosen.

"Pak, saya kan minta turun di depan halte, kenapa malah di sini" omel nara.

"Turun" perintah erzhan.

"Kalau ada yang lihat gimana pak?" Tanya nara cemas.

"Cepet turun, saya telat meeting nanti" ucap erzhan.

Nara kemudian turun dari mobil dan melihat-lihat sekitar memastikan jika tidak ada orang. Lalu nara berlari secepat kilat menuju kelas.

Erzhan yang masih di dalam mobil melihat jelas bagaimana tingkah istrinya itu. tanpa erzhan sadari bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman di sana.

 tanpa erzhan sadari bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai di kelas nara langsung mendudukkan tubuhnya sambil mengatur nafas.

"Cie yang abis di anterin mas suami nih" ucap alin dengan mencolek dagu nara.

Nara langsung menepisnya dan menatap alin tak suka.

"Tau dari mana lo?" ketus nara.

"Apa si yang gue ga tau" balas alin sambil menaik turunkan alisnya.

Nara hanya memandang temannya dengan wajah malas.

Tak lama pak joni pun memasuki kelas dengan membawa map seperti biasa dalam genggamannya.

"Pagi" ucap pak joni menyapa.

Semua melakukan pembelajaran dengan fokus. Sampai pada akhirnya kelas pak joni pun selesai.

"Apa ada yang ingin ditanyakan?" Tanya joni.

"Tidak" ucap semuanya bersautan.

"Kalau begitu saya akhiri kelas hari ini, terima kasih" joni menginggalkan kelas.

"Lo masih ada kelas lin?" Tanya nara pada alin saat pak joni sudah keluar dari kelas.

"Iya, kelasnya pak yudhis" jawab alin malas.

"Kalau lo jo?" Pertanyaan sama yang di layangkan kepada joan.

"Ga ada si, cuma nanti gue sama rafa mau ngerjain makalah bareng" jawab joan sambil merangkul kasar rafa yang ada di sampingnya.

"Cuma gue nih yang kosong sekarang" ucap nara.

Ketiga temannya hanya mengendikkan bahunya.

"Gue mau ke kelas pak yudhis dulu ya, bye" pamit alin.

"Lo balik sama siapa ra?" Tanya joan setelah alin pergi.

"Sama suaminya lah bego" balas rafa sambil menoyor kepala joan.

"Iya anjir lupa lo udah ada suami" kekeh joan.

"Mau di temenin ga sampe di jemput?" Lanjut joan bertanya.

"Ga usah lah, lagian masih banyak orang di sini jadi gue ga terlalu sendirian, gue juga belom minta jemput lo berdua duluan gih" jawab nara.

"Gapapa nih kita tinggal ntar lo di culik gimana" ucap joan.

"Ya kali ada yang nyulik modelan nara" sahut rafa dengan tertawa.

"Gue tonjok ya lo" ancam nara yang membuat kedua temannya itu langsung berlari pergi.

Nara menghembuskan nafasnya kasar dan tersenyum melihat tingkah teman-temannya.

―――

To be continued

Vote+comment ya! Di tunggu segera.

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang