21

33.9K 1.4K 86
                                    


Sebelum next baca,
Vote dulu yok bisa yok!!

Bisa komen di setiap kalimat ya pren:)
Tak tunggu sksk

Follow akun wattpad :
eestehpanas

Happy reading..

―――

Nara yang terkejut dengan kejujuran erzhan pun menatap erzhan penuh tanya.

"Apa lagi ini tuhan? Jangan sampe nyebar beritanya ke seantero kampus" lagi-lagi nara mendumel di dalam hatinya.

"Jangan bercanda erzhan, aku tau tipe kamu bukan seorang gadis yang masih muda seperti dia" balas wanita itu sambil menunjuk nara.

"Mba, maaf ga usah nunjuk begitu ga sopan" kata nara dengan menurunkan pelan jari wanita itu yang sempat menujuknya tadi.

"Kamu tau apa tentang saya? Jika saya sudah memilih tidak ada yang tidak mungkin, meskipun dia seorang anak didik saya sendiri" jelas erzhan.

"Ini ga bisa di percaya erzhan, itu ga masuk akal. Kamu ga mungkin nikah sama bocah seperti dia" sahutnya tak terima.

"Iya mba, saya seorang bocah yang bisa bikin bocah" balas nara santai.

Rasanya erzhan ingin tertawa mendengar penuturan dari istrinya, tidak di pungkiri jika nara sebarbar ini.

"Aku ga percaya zhan!!" sentak wanita itu.

"Apa saya harus menciumnya di hadapan kamu? Atau saya harus berhubungan suami-istri di hadapan kamu? Jika itu cara agar kamu bisa percaya" ujar erzhan.

Nara sempat terkaget ingin terjungkal mendengar seluruh ujaran erzhan, jelas sekali nara panik. Perkataan erzhan juga sangat barbar untuk nara yang terlalu barbar. Jika sampai itu terjadi, wanita di hadapannya yang tak di kenal namanya itu akan keenakan karena menontonnya secara live, dan nara tidak menginginkan itu. Nara ingin semuanya dilakukan secara private.

"Lakukan" celetuk wanita itu santai.

Satu kata yang membuat nara dan erzhan panik seketika.

Lama tidak ada pergerakan, nara mulai susah menelan ludahnya. Erzhan pun mulai bingung harus melakukan apa.

"Baiklah" balas erzhan singkat setelah lama diam.

Erzhan beralih menghadap nara.

Di sana erzhan menunjukkan wajah yang dibuat santai, padahal jantungnya sudah meronta seperti ingin keluar.

Perlahan tangan kanan erzhan membelai pipi kanan istrinya lalu kemudian turun ke arah tengkuk nara. Perlahan namun pasti erzhan mendekatkan wajahnya ke depan wajah nara. Nara yang sudah panik dari awal hanya bisa memejamkan matanya erat.

Di saat mata nara terpejam, pikiran kotor nara mulai menggerogoti dirinya. Yang mana nara membayangkan ciuman panas seperti yang nara tonton di film-film sebelumnya.

Sedikit demi sedikit nafas kedua insan suami istri tersebut menerpa masing-masing wajahnya. Nara merasakan jika wajah erzhan sudah sangat dekat sekali dengannya.

"Sudah cukup" sentak wanita itu lagi.

"Cukup, aku akan pergi sekarang" lanjutnya.

Wanita itu pun pergi dari ruangan erzhan sambil menghentakkan kakinya selayaknya anak bocah.

Setelah mendengar penuturan wanita tadi erzhan mulai menjauhkan wajahnya segera.

"Utung aja dia keburu pergi" gumam nara.

Yth. Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang