Bagian || 2

103K 9.2K 88
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa. Kalau ada typo tolong bantu tandakan ✌.

Happy Reading 📖


Neira terbangun karena suara tangisan bayinya yang keras. Melihat jam yang berada di kamarnya menunjukkan pukul setengah lima pagi membuat Neira bergegas duduk.

Ia mengangkat anaknya kemudian menepuk punggungnya sembari bernyanyi kecil. Neira masih mengantuk tentu saja. Dia tidak serajin itu, bangun siang merupakan salah satu keahliannya.

Tapi keahliannya itu sepertinya harus rela ia lepas. Ada suara tangisan yang menjadi alarm bagi Neira. Sangat ampuh, tidak bisa diberhentikan sebelum ia menenangkannya.

Setelah bayinya tidur kembali, Neira ke kamar mandi. Ia harus mandi dan melakukan ibadah sebelum matahari terbit.

Neira keluar kamar untuk membantu Bi Asri. Sangat jarang sekali momen ini terjadi. Biasanya dia akan keluar kamar pukul delapan pagi jika tidak ada kelas pagi.

Di dapur Neira melihat Bi Asri dan Bi Sari sedang memasak sarapan. Mama mertuanya memperkerjakan tiga asisten rumah tangga di tempat tinggal Neira dan Revan. Bi Sari yang berumur 50 tahun memang tidak menginap, rumahnya di dekat perumahan elit ini. Asisten rumah tangga satu lagi Mbak Ratih, baru berumur 40 tahun, juga tidak tinggal di sini. Mbak Ratih diantar jemput suaminya.

"Bi, bayi sepuluh bulan biasanya makanannya kayak gimana, ya?," tanya Neira.

"Oh sepuluh bulan mah udah bisa non dikasih makanan yang agak kental, dicincang halus dan dicincang kasar juga udah bisa," jawab Bi Sari sambil mencuci pisau.

"Oh gitu ya, Bi. Anak saya harus sarapan, boleh bibi ajarkan saya membuat mpasi?"

Bi Sari menatap Bi Asri kebingungan, tapi Bi Asri tidak terlihat terkejut sedikit pun, wong udah terkejut semalam.

"Boleh, Non. Nasi sama telur dan wortel aja gapapa non, dikasih garam, gula, dan minyak sedikit boleh, Non," jelas Bi Asri."

"Hmm, jika boleh membantu saya bisa buatkan untuk pagi ini, Non. Nah, si Sari yang bantu non mandiin anak, Non " Bi Asri menawarkan bantuan, Bi Sari yang mendengar namanya disebut hanya bisa melongo karena tidak paham situasi apa ini.

"Kalau gitu mohon bantuannya ya, Bi? Nanti saya mau belajar juga buatin makanannya, tapi saya belajar mandiin bayi dulu deh hehe."

"Boleh non boleh, kalau kata non bahasa gaulnya santuy."

Neira yang melihat kelakuan Bi Asri tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Ada ada aja Bi Asri ini.

Istri Revan tersebut lalu beranjak ke kamar untuk memandikan anaknya dengan bantuan Bi Sari.

Karena tidak ada bak mandi bayi jadi mereka memandikannya di bathub, kamar mandi keluara Aksara tidak perlu diragukan lagi, bukan.

Karena tidak ada bak mandi bayi jadi mereka memandikannya di bathub, kamar mandi keluara Aksara tidak perlu diragukan lagi, bukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang