Hai.
Jangan lupa vote dan komen gais ⭐.
Okee.
Sungja.
================================
Happy Reading 📖
Setelah sampai rumah, Neira terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Hesy, perempuan yang tadi ditemuinya di supermarket.
Neira merasa Hesy tidak sepenuhnya salah, mungkin dirinya terlalu larut melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Ia tidak melihat bukan hanya dirinya yang kehilangan, bukan hanya dia yang mengalami takdir kejam ini. Revan juga sama. Dia ikut merasakan kehilangan, ikut menerima perlakuan buruk opanya.
Benar, ini terjadi karena ia menikah dengan Revan. Tapi, ia tidak akan mungkin menikah dengan Revan bila ia bukan ditakdirkan menjadi istri pria itu.
Perpisahan pun akan kembali menyakiti kedua belah pihak, karena jelas hati mereka sudah terikat. Dengan berpisah pun bukan berarti semua selesai di situ, karena dirinya sudah terlanjur menjadi bagian dalam hidup Revan dan keluarga Aksara.
Bila menghadapi masalah bersama, itu jauh lebih baik daripada menghadapinya sendiri kan?
Apa ini saatnya menghadapi opa bersama, entah bagaimana caranya? Inikah saatnya Neira berjuang bersama Revan melalui lika-liku kehidupan? Sudah cukupkah ia berlarut dalam rasa kehilangan yang ia rasakan?
Selama ini hanya Revan yang berjuang menghadapi Opa Reno. Apa Neira tega membiarkan Revan terus berjuang sendiri atau bahkan menghancurkan perjuangan yang sudah Revan lakukan sejauh ini?
Neira menghela napasnya, ia bimbang sekali. Sekarang sudah pukul delapan malam, tadi Revan izin pulang sedikit terlambat dan katanya, Neira tidak perlu menunggunya makan malam.
Neira masuk ke kamar, ia berniat mengganti bajunya karena tadi saat makan, Ares tidak sengaja menumpahkan susunya.
Dia berjalan pelan ke arah walk in closet. Saat ingi mengambil baju, matanya tidak sengaja menemukan amplop bertuliskan rumah sakit tempat ia memeriksa kandungan, rumah sakit omnya Revan.
Napasnya menjadi berat, darahnya berdesir ketika tangannya tanpa aba-aba malah mengambil amplop itu.
Ah, Neira kembali merasa sesak ketika melihat kumpulan foto USG yang belum sempat ia taruh dalam album. Niatnya ingin membuat album berisi foto USG sampai anaknya lahir kemudian menghiasnya dengan menyampaikan pesan cinta untuk sang buah hati, tidak dapat dia realisasikan.
Neira menghabiskan waktu untuk mengeluarkan segala sesak yang ada, tangisnya tidak lagi ia tahan. Ia ingin anaknya kembali tapi tidak mungkin bisa.
Tanpa Neira sadari, Revan mengamatinya tidak jauh dari sana. Tadi dia baru sampai dan mencari Neira sampai akhirnya dia menemukan Neira yang sedang mengambil sebuah amplop yang Revan yakin adalah foto USG anak mereka.
Revan ikut merasakan napasnya memburu, menahan air mata yang berlomba ingin keluar. Tangannya pun terkepal erat.
"Neira," panggilnya lembut.
Neira yang sibuk menangis sambil mengelus foto-foto itu mengangkat kepalanya perlahan.
"Mas," sahut Neira tidak kalah lirih. Revan mendekatinya perlahan, matanya hanya tertuju pada satu objek yaitu istrinya.
Tanpa berkata apapun, Revan langsung memberikan pelukan ternyaman untuk Neira. Tangis perempuan itu semakin menjadi.
"Tidak usah khawatir. Calon anak kita itu hebat. Dia gak akan pergi kemana-mana."

KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTS [END]
Romans[FOLLOW AKU GUYS BIAR RAME. MAACIW] Kata siapa menikah sama orang kaya hidupnya pasti enak terus, kata siapa banyak uang pasti selalu bahagia. Hidup Neira Asyira tidak melulu dihampiri kebahagian. Berat. Apalagi Revano Pramudya Aksara adalah incaran...