Bagian || 1

125K 9.2K 60
                                    

Jangan lupa vote dan komen hihi.

Happy Reading 📖


"Ya Allah, Non. Kenapa Non Neira nangis?," tanya Pak Joko, satpam di rumah suaminya. Pak Joko menatap bingung ke arah makhluk yang tertidur di bahu Neira.

"Gapapa, Pak. Saya izin ke dalam dulu ya, Pak Joko." Neira berlalu meninggalkan Pak Joko yang sangat penasaran dengan bayi laki - laki yang dibawa oleh istri tuannya itu. Tapi, karena Pak Joko sadar diri jadi ia tidak bertanya kepada Neira.

Sesampainya, di kamar Neira langsung menidurkan bayi itu di kasurnya. Perempuan berambut hitam panjang itu kebingungan harus melakukan apa.

"Di sini ga ada perlengkapan bayi, ga ada susu dan gue ga tau cara ngurus bayi," ucap Neira yang duduk di pinggir ranjang.

Setelah merenung selama hampir tiga puluh menit lamanya, Neira tiba - tiba tersadar.

"Anjir, eh astaghfirullah lupa ada bayi. Maaf sayang, mama kelepasan," ucap Neira mengelus rambut bayi yang tertidur pulas di sampingnya. Setiap melihat bayi itu hati Neira tersayat membayangkan berapa lama bayi ini menangis dan ketakutan.

"Kenapa ga daritadi aja sih, di sini kan ada Bi Asri. Pasti bibi tau cara ngurus bayi." Neira pun bangkit ingin menghampiri Bi Asri - Asisten rumah tangga - yang mungkin sudah terlelap, sebelum keluar kamar. Neira tidak lupa menaruh bantal dan guling di samping anaknya agar ia tidak terjatuh jika terbangun.

Sebenarnya Neira tidak tega membangunkan Bi Asri karena ini sudah pukul sepuluh malam tapi mau bagaimana lagi, anaknya harus dirawat. Dia pasti belum mandi dan makan.

"Bi, ini saya Neira," ucap Neira setelah mengetuk pintu kamar bibi.

Tak lama pintu terbuka, Bi Asri yang sudah berumur 60 tahun itu menatap Neira dengan wajah khas bangun tidur. Raut lelah di wajah Bi Asri membuat Neira meringis dalam hati.

"Bi, boleh bantu kasih tau saya apa yang harus dilakukan saat merawat bayi? Anak saya belum makan dan mandi, Bi." Perkataan Neira dengan raut wajah yang memelas itu membuat mata sang bibi melebar.

Anak?

"Anak, Non? Non Neira sudah punya anak?!" teriak Bi Asri.

"Iya, Bi. Hmm boleh Bi Asri kasih arahan dulu ke saya, saya harus ngapain, Bi?," tanya Neira yang belum siap memberi penjelasan karena ia ingin membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan suaminya. Revano Pramudya Aksara.

Bi Asri yang terkejut sekali jadi ikutan panik. Meski penasaran tapi ia bergegas mengikuti Neira yang beranjak ke kamar.

Neira mendengarkan arahan Bi Asri dengan seksama. Sampai di kamar, Bi Asri terpaku melihat bayi yang ia perkirakan berusia di atas sembilan bulan itu.

Kondisinya yang penuh bintik merah, dan bajunya yang kotor membuat Bi Asri menebak, bayi itu adalah bayi yang ditelantarkan.

"Jadi, lebih baik saya membeli perlengkapan bayi dan susu formula dulu ya, Bi?"

"Iya, Non. Biar bibi bersihkan badan anak Non Neira dengan kain basah. Kalau dimandikan sekarang sudah terlalu malam, Non. Tidak baik buat si bayi."

"Baik, Bi. Neira pergi sama Pak Reno dulu ya, Bi. Titip anak Neira ya, Bi," pinta Neira. Perempuan itu pun berlalu mencari Pak Reno, supir berumur 65 tahun yang dikhususkan oleh suaminya untuk mengantar Neira setiap ingin berpergian.

Neira pergi ke supermarket terdekat yang buka 24 jam. Di sana cukup lengkap, bahkan ada sepeda, alat olahraga, dan sudah pasti ada baju yang di jual. Setelah setengah jam akhirnya mobil yang membawa Neira sampai di tempat tujuan.

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang