Hai.
Masih ada penghuninya?
Alhamdulillah aku udah maju gais kemarin 😅.
Maaf lama nunggu ✌🏻
Typo tolong tandakan yaw.
Oke.
Sungja.
Happy Reading 📖
Suara ketukan sepatu terdengar dari dalam ruang rapat. Karyawan yang tadinya masih bermalas-malasan langsung menegakkan duduknya.
Mereka belum melihat siapa yang datang tapi sudah bisa menebak siapa orang yang akan memasuki ruang rapat dari ketukan langkah yang dingin.
Bos mereka.
Revan.
"Selamat pagi, Pak."
"Ya, pagi," jawab Revan, ia melirik perempuan asing yang tersenyum lebar padanya.
"Saya sudah bilang bukan, tidak boleh sembarangan mengikuti rapat," tanyanya sambil menatap tajam perempuan yang tampak tidak takut itu.
"Maaf, Pak. Orang ini katanya utusan dari Aksgro Company," jawab salah satu karyawan di sana.
"Siapa yang mengizinkan?"
"Maaf pak, saya Hesy atas perintah Pak Reno mewakili beliau untuk berdiskusi langsung dengan Pak Revan," jelasnya dengan lembut.
Revan marah. Terlihat dari rahangnya yang mengeras. Dia tahu tujuan orang itu mengutus Hesy sebagai perwakilan.
Sangat jelas.
"Tolong pakai pakaian yang pantas jika masih ingin berhadapan dengan saya."
Hesy terkejut karena dipermalukan depan banyak orang. Padahal dia sudah dandan maksimal karena akan bertemu dengan Revan.
"Silahkan dimulai."
Para karyawan sudah terlihat tegang karena mood Revan yang sepertinya memburuk.
Padahal mereka sudah berharap rapat bisa berjalan sedikit lebih santai dari biasanya, karena bos mereka baru pulang dari liburan bersama istrinya.
Hancur sudah ekspetasi mereka.
Di rumah, Neira yang baru saja selesai berolahraga langsung menghampiri Ares yang sedang bermain sendiri. Dari tadi bayi laki-laki itu sibuk menggigiti mainannya sambil memperhatikan Neira.
Neira memutuskan untuk menyimpan rapat kejadian saat di toilet itu, mengabaikan niat buruk yang sempat ingin dia lakukan.
Hanya saja, Neira lebih berhati-hati lagi dan tidak ingin jatuh terlalu dalam atas perhatian dari Revan.
Karena Neira takut dibuang.
Jika saat itu benar-benar tiba, dia sudah siap melangkah dengan lembaran baru tanpa patah hati yang menghambatnya untuk memulai hidup baru.
"Papa na?," tanya Ares yang baru digendong Neira.
Neira tersenyum, satu yang ia pikirkan jika benar-benar harus pergi. Ares yang begitu menganggumi papanya.
Baru ditinggal sebentar saja sudah dicari. Neira pusing karena Ares suka susah dibujuk.
"Jangan cari papa mulu dong sayang. Ini kan ada mama," jawab Neira sambil mengunyel pipi bapau Ares.
"Nda ndaa, papa papa."
"Iya iya papa. Mandi dulu baru papa. Nanti mama marah," ucap Neira pura-pura ngambek.

KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTS [END]
Romansa[FOLLOW AKU GUYS BIAR RAME. MAACIW] Kata siapa menikah sama orang kaya hidupnya pasti enak terus, kata siapa banyak uang pasti selalu bahagia. Hidup Neira Asyira tidak melulu dihampiri kebahagian. Berat. Apalagi Revano Pramudya Aksara adalah incaran...