Hai.
Jangan lupa vomentnya yaw.
Jangan lupa ramaikan part ini 😂.
Oke.
Sungja.
================================
Happy Reading 📖
Dalam daftar rencana hidupnya, tidak pernah ada niat untuk menikah di usia muda. Tapi, nyatanya ia dipertemukan dengan Revan dan secara resmi menikah di usia muda.
Sesudah menikah, tidak pernah ada impian bisa menjadi orang tua bahkan memiliki pernikahan yang langgeng, sama sekali tidak ada bayangan membangun keluarga. Karena dulu hidupnya cukup pahit, dan Neira juga tidak punya bayangan bagaimana menjadi istri bahkan menjadi ibu. Tapi, lagi-lagi kenyataan tidak sesuai dengan apa yang Neira rencanakan. Ia dipertemukan dengan Ares yang sangat jelas membutuhkan sandaran untuk hidup. Status Neira harus berubah dalam sekejap menjadi seorang ibu.
Sekarang, lagi-lagi Neira mendapat kejutan yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.
Mengandung anak Revan.
Ya, Neira hamil.
Sekarang, ia harus apa?
Otaknya tidak bisa berpikir, apakah ini kabar baik atau buruk untuk keluarga Aksara. Apa Revan menerima hal ini, apa suaminya itu benar-benar rela Neira menjadi ibu dari anaknya?
"Kalau begitu saya permisi dulu ya, Pak Revan dan Bu Neira," ucap dokter yang baru saja memeriksa Neira. Dia meninggalkan pasangan suami istri.
Tadi pagi Neira masih belum membaik, mualnya malah bertambah parah. Revan bersikap tegas, memaksanya untuk diperiksa oleh dokter pribadinya.
"Istirahatlah," ujar Revan lalu meninggalkan Neira sendiri di kamar mereka.
Setelah pintu tertutup, air matanya mengalir begitu saja. Bagaimana pun ketika ia tahu bahwa ada kehidupan lain dalam rahimnya, rasa haru datang begitu saja. Meski ia belum sepenuhnya menerima, tapi bukan berarti ia tidak punya naluri ingin melindungi anaknya.
Tangannya perlahan terangkat, berniat mengelus perutnya yang masih rata.
"Jadi, sekarang aku akan menjadi mama. Benar-benar menjadi mama." Bibirnya terangkat membentuk senyuman tulus seraya ia memejamkan mata.
Sementara itu, Revan memanggil Tion untuk datang ke ruang kerja yang berada di rumahnya. Saat melewati ruang keluarga, ia melihat Ares yang sedang ditenangkan oleh Bi Asri.
"Kenapa bi?" tanya Revan, menghampiri Bi Asri.
"Ini Den Revan, maaf tadi bibi lengah nda melihat Ares mau naik ke sofa. Akhirnya jatuh, kepala belakangnya kena meja," jawab Bi Asri takut-takut. Bagaimana pun ini adalah keteledorannya.
Langsung saja Revan mengambil alih Ares yang tangisnya masih meraung. Ia memeriksa bagian kepala Ares yang terlihat membiru. "Tolong ambilkan salep, Bi. Segera antar ke ruangan saya."
"Baik, Den."
Revan mengelus kepala Ares dengan sayang, "Sebentar lagi sembuh. Jangan nangis ya sayang, Ares kan anak laki-laki."
Bi Asri mengetuk pintu ruang kerjanya saat ia masih berusaha menenangkan Ares. "Ya, terima kasih, Bi."
"Bibi minta maaf ya, Den Revan."
"Iya, Bi."
Revan mengoleskan salep ke ke kepala Ares dengan lembut. "Iya, pelan-pelan kok ini." Sesudahnya, ia menepuk-nepuk punggung Ares pelan. Setelah Ares lelah menangis, barulah dia tertidur dengan memeluk leher Revan.
![](https://img.wattpad.com/cover/261864682-288-k967692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTS [END]
Romance[FOLLOW AKU GUYS BIAR RAME. MAACIW] Kata siapa menikah sama orang kaya hidupnya pasti enak terus, kata siapa banyak uang pasti selalu bahagia. Hidup Neira Asyira tidak melulu dihampiri kebahagian. Berat. Apalagi Revano Pramudya Aksara adalah incaran...