Bagian || 17

67.1K 6.3K 148
                                    

Hai.

Terima kasih yang udah kasih semangat lewat komen, meramaikan kolom komentar dan vote ceritaku 💌

Aku kasih hadiah online buat kalian 😅

Menu spesial untuk makan siang 🍱

Nih ice creamnya 🍧

💚💚💚💚

Okee.

Ini sedikit lebih panjang dari biasanya 😂

Sung ja.

Happy Reading 📖

Kaki mungil itu sedang mencoba melangkah dengan hati-hati. Langkah mungilnya membuat dua orang yang melihatnya merasakan euforia yang tidak biasa.

Jari kelingking mungil itu melingkari kelingking sang papa. Terkadang dia mendongakan kepalanya untuk menatap mata dewasa yang sedang melihat ke arahnya, dengan mata bulatnya yang menggemaskan.

"Papa eu da," rengek si bayi itu. Ya, dia adalah Ares. Pagi ini Revan dan Neira sedang bersantai ria bersama di dekat kolam renang yang ada, mengajak Ares belajar berjalan dengan Revan yang menuntunnya penuh dengan kesabaran.

Neira sedang menyiapkan makanan untuk Ares, sarapan untuk dia dan Revan tadi sudah diantar ke tempat mereka.

"Udah?" tanya Revan. Laki-laki itu hanya menggunakan celana pendek tanpa memakai baju. Maklum, habis berenang.

Ares dan Neira tadi juga ikut berenang, tentu Ares dengan pelampungnya. Ini adalah ide Revan karena sebelumnya dia tidak pernah melakukan ini bersama keluarga kecilnya.

"Capek? Yuk, papa gendong," ujar Revan sembari mengangkat Ares ke gendongan. Ares langsung menepuk-nepuk pundak Revan karena excited berada dalam gendongan papanya.

"Semangat banget sih bayinya mama. Senang ya sama papa?" Neira menatap gemas Ares yang bertepuk tangan di pangkuan Revan.

"Nih makan dulu ya," kata Neira sambil menyuapkan sesendok biskuit yang telah dihaluskan.

"Mas, kamu gak makan?"

"Kamu juga gak makan."

"Ck, kan aku lagi nyuapin Ares dulu. Kamu duluan aja ih, udah lembur terus juga kerjanya. Kamu itu harus jaga kesehatan, jangan suka telat makan nanti kalau kamu sakit a--" Neira menghentikan bicaranya karena serangan mendadak dari suaminya.

Apa yang baru saja terjadi?

"Ini masih pagi tapi kamu sudah mengoceh panjang lebar," protes Revan yang memilih membersihkan sudut bibir Ares dengan kain yang terikat di leher bayi mungil itu.

Neira yang masih terkejut, terdiam kikuk. Bagaimana bisa Revan yang baru saja mengecup bibirnya kelihatan sangat santai.

"Ehem. Ya selagi buat kebaikan, kenapa engga boleh dikasih tahu," bela Neira.

"Boleh, tapi jangan ngomel kan bisa sayang."

"HEH"

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang