Bagian || 40

85.3K 5.1K 384
                                    

Hai.

Part ending gais, ramaikan yaw ⭐.

Okee.

Sungja.

================================

Happy Reading 📖

Zug, Switzerland.

"Mama!" teriak seorang batita yang berusia 4 tahun 8 bulan itu. Wajahnya ceria karena baru saja ia berhasil menendang bola. Tangan dan kakinya penuh dengan tanah merah karena tadi ia ikut membantu menanam bunga.

"Mama!" panggilnya lagi.

"Kenapa, boy?" sahut seseorang yang keluar dari dalam rumah, menghampiri anaknya yang berada di lapangan di halaman samping.

"Kenapa, boy?" sahut seseorang yang keluar dari dalam rumah, menghampiri anaknya yang berada di lapangan di halaman samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr: Google

Begitu matanya menangkap sesuatu yang tidak benar, rautnya berubah menjadi tegas. Batita yang tadinya tersenyum lebar, mulai mengerjabkan matanya begitu menyadari ia telah melakukan kesalahan.

"Ares, coba kamu lihat adik kamu," ujarnya tegas. Ares menurut, kembali menatap seorang bayi perempuan berumur 18 bulan yang berada di baby walker. Sementara bayi perempuan itu hanya terdiam, menatap kedua orang di hadapannya bergantian.

"Kamu tahu apa kesalahan yang kamu lakukan?"

Ares mengangguk kecil, matanya mulai berkaca. Selain takut dimarahi, anak itu juga takut adiknya akan sakit. "Maapin Ales. Ales malah acik main ola sendili," cicit Ares yang menatap lawan bicaranya dengan mata bulatnya, bicaranya masih sedikit cadel.

"Lalu?"

"Ales jadi ndak melatihin adik alopa yang makan tangannya." Sebenarnya, perkataan Ares hampir membuat seseorang itu tertawa, tapi ini bukanlah saatnya. Anaknya harus belajar bertanggung jawab terhadap apa yang diamanahkan.

"Mas."

Orang yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Dengan sigap dia menghampiri perempuan yang memanggilnya dan membawanya ke tempat di mana Ares dan anak perempuannya berada.

"Ada apa? Kenapa Ares mau nangis?" tanya Neira sambil berjalan. Ya, perempuan itu adalah Neira, dia baru saja kembali dari kamar mandi. Ares yang melihat mamanya baru datang, semakin melengkungkan bibirnya.

Dalam hati, anak itu protes, kenapa yang datang tadi malah papanya, bukan mamanya, padahal yang ia panggil adalah mamanya.

"Mas Revan?" panggilnya, menuntut jawaban.

"Ck, Ares sedang ku didik." Neira mengerutkan kening, merasa bingung dengan maksud suaminya. Ares melakukan kesalahan apa memangnya?

"Maaa," rengek bayi perempuan itu, meminta gendong oleh sang mama.

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang