Bagian || 11

68.9K 6.7K 23
                                    

Hai.

Maaf lama gak update.

Masih ada penghuninya gak ya?

Hehe.

Happy Reading📖

Neira tengah memasuki swalayan bersama Ares di gendongannya. Karena persediaan makanan serta kebutuhan lainnya banyak yang sudah habis, Neira memutuskan untuk belanja bulanan hari ini. Tentu dengan seizin suaminya.

Berkeliling dengan Ares yang terkadang rewel minta diturunkan dari gendongan cukup menguji kesabaran Neira.

"Ares mau beli apa?," tanya Neira pada Ares yang menunjuk deretan buah segar yang menggoda iman.

"ntuuu ntuu," sahut Ares tak jelas, sambil menunjuk buah yang diinginkan.

"Apa sayang? Stroberi? atau pisang?," ucap Neira bingung sambil menunjukkan stroberi dan pisang di tangannya.

"cang cang!" Ares menunjuk pisang dengan semangat.

Neira terkekeh geli karena wajah Ares benar-benar menggemaskan saat Neira berhasil menebak apa yang bayi itu inginkan.

"Ini sayang, mama beli pisang buat Ares ya." Neira juga mengambil beberapa buah lainnya untuk persediaan di rumah.

"Sekarang kita ke tempat cemilan yuk," ajak Neira. Ares yang duduk di troli belanjaan hanya menepuk-nepuk pegangan troli karena tidak mengerti apa yang dikatakan sang mama.

Saat tengah memilih cemilan, Neira yang baru saja ingin memaruh keripik kentang terdorong jatuh ke lantai karena ada yang menabraknya dari belakang. Lututnya sangat sakit akibat terbentur lantai dengan kencang.

Orang yang menabrak Neira sama sekali tidak meminta maaf ataupun menengok ke arah Neira sedikit pun. Ia tetap melanjutkan jalannya sehingga Neira tidak bisa melihat siapa yang menabraknya.

Neira bukanlah orang yang suka berpikir postif, perempuan itu lebih sering membuat prasangka buruk yang belum pasti kebenarannya. Ia merasa bahwa orang tadi sengaja menabraknya. Pemikirannya itu membuat Neira resah.

"Mba, gak apa-apa?," tanya ibu-ibu yang ada di lorong itu.

"Iya, Ibu. Saya gak papa, terima kasih ya, Bu," kata Neira pada ibu yang membantunya berdiri.

Dengan menahan ngilu, Neira berjalan ke arah dimana trolinya berada.

"Ares, kita harus hati-hati ya, Nak," cicit Neira sambil mengecup kening bayi lucunya. "Maafin mama jika membuatmu ikut berada dalam bahaya," lirih Neira dengan mata berkaca.

Saat ini Neira tengah duduk di salah satu kursi setelah selesai membayar belanjaan yang dibelinya. Neira sedang menunggu Revan karena tadi suaminya itu bilang ia akan menjemput Neira jika sudah selesai belanja.

Ares sedang menyusu karena tadi ia sudah menangis karena mengantuk. Karena ini sudah pukul tujuh malam dan tadi Ares melewatkan tidur siangnya.

Siang tadi, Neira memang berkunjung ke rumah mertuanya dan Ares senang sekali diajak bermain oleh neneknya, juga diberi banyak makan.

Ares yang terusik karena kurang nyaman dengan keadaan sekitar mulai menangis kecil. Neira yang tidak ingin Ares terbangun mulai berdiri sambil menepuk pantat Ares  dan bersenandung kecil.

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang