Bagian || 25

54.2K 4.8K 136
                                    

Hai.

Mau ngasih tahu, informasi yang ditulis di sini itu hasil yang ku pahami dari beberapa artikel dan website, jadi kalau ada yang salah atau kurang tepat mohon koreksiannya, apalagi yang background-nya kesehatan boleh banget.

Jangan lupa ramaikan gais ⭐.

Okee.

Sungja.

================================

Happy Reading 📖

Ares keracunan.

Dokter mengatakan Ares positif mengkonsumsi brodifacoum. Brodifacoum ini merupakan senyawa aktif generasi kedua pada rodentisida atau racun tikus.

Brodifacoum dapat mengurangi vitamin K dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah atau sebagai antikoagulasi. Apabila penurunan pembekuan darah signifikan maka akan menyebabkan pendarahan. Dosisnya pun berbeda untuk setiap kasus.

Dosis yang dimakan Ares jelas cukup membuat anak itu terbaring di brankar rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan, anak yang berumur hampir dua tahun itu menelan racun tikus sebanyak 1,5 mg atau setara dengan satu sendok teh. Jumlah ini sudah mencapai minimum untuk menekan pembekuan darah normal anak dengan berat 10 kg.

Neira ingat tadi pagi Ares memakan biskuit pemberian mertuanya. Hal ini yang menjadi kecurigaannya dan Revan. Alhasil, Revan menyuruh Tion untuk menyelidikinya.

"Ares kayak gini gara-gara aku gak becus. Aku minta maaf," sesal Neira, air matanya masih saja mengalir deras. Matanya bahkan sudah bengkak karena terlalu lama menangis.

"Aku minta maaf." Neira terus meracau dengan pandangan hanya menatap Ares lurus.

"Nei, bukan salah lo. Lo udah berusaha semampu lo jagain Ares. Jangan gitu ah sama diri sendiri." Rini yang dari tadi berdua dengan Neira, menemani wanita itu yang menunggu Ares siuman mulai merasa jengah. Neira tidak seharusnya begini. She's not a bad mother. Really. Tapi memang begini jalannya.

Bukan kesalahannya jika Ares begini. Perempuan itu sudah memeriksa apapun yang Ares makan itu aman, hanya pemberian dari orang terdekat saja yang diperbolehkan ada di rumahnya. Tapi sialnya, tidak ada yang menyadari bisa saja orang yang berniat mencelakai keluarga Revan mengirim atas nama keluarga atau sahabat mereka.

"Lo gak boleh overthinking. Dengar, semua pasti akan baik-baik aja. Yang udah terjadi ya jangan lo sesali. Seengaknya Ares udah dapat pertolongan. Yang berlalu itu, lo jadiin pelajaran untuk nanti lebih berhati-hati. Paham, kan?" ujar Rini karena tadi Neira tak kunjung merespon.

"Iya Ares baik-baik aja. Dia harus baik-baik aja," cicit Neira menggenggam tangan mungil itu. Rini mendesah lirih. Usapan ringan dia berikan di punggung perempuan itu.

Sepertinya Rini harus bersabar, menangani orang yang sedang terluka itu tidak mudah. Obat terbaik bisa saja hanya sekedar pelukan atau usapan lembut. Karena tugas utama diri mereka adalah menerima keadaan dulu baru bisa menerima nasehat dari orang lain.

Rini juga teringat bagaimana kalutnya Revan, apalagi Neira tadi. Rini saja yang tidak sering bertemu bayi laki-laki itu ikut merasa panik bukan main, bagaimana dengan orang tuanya.

"Makan dulu yuk, Nei," bujuk Rini karena Neira dari tadi siang belum makan apa pun lagi, padahal kan dia harus minum suplemen dan banyak minum. Neira menggeleng pelan, rasanya berat meninggalkan Ares.

"Nanti Revan marah loh. Lagian cuman pindah ke sofa aja, gak jauh dari Ares, yuk?"

Akhirnya Neira mau juga, meski belum nafsu makan tetap harus ada makanan yang masuk ke lambungnya.

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang