Bagian || 29

44.8K 4.5K 95
                                    

Hai.

Maaf banget baru bisa update 😭.

Masih mau lanjut kan?

Aku baca komenan kalian hehe, makasih yaw 💜.

Ramaikan yaa gais. Vote dan komen yuk.

Okee.

Sungja.

================================

Happy Reading 📖

Byur.

"Mas?!"

Flaya menatap tumpahan susu di karpet dengan ekspresi datar. Suasana menjadi hening sesaat. Neira sangat terkejut saat Revan malah melemparkan botol susu yang dipegang Flaya, kenapa suaminya bisa tiba-tiba melakukan hal seperti itu.

"Bawa Ares ke atas, Bi!" perintah Revan pada Bi Asri yang kebetulan hendak pamit membawa Ares. Bi Asri sebenarnya ingin menonton bagaimana kelanjutan drama ini.

Kenapa tuannya berteriak-teriak seperti itu. Mengerikan.

Ares sendiri hanya bingung, terkejut juga sih sedikit karena saat hendak meminum susunya tapi belum menyentuh bibir, susunya malah melayang.

"Lo baru aja nuduh gue. Lo berpikir gue ingin nyelakain Ares gitu?"

Revan menarik satu sudut bibirnya, "Penjahat yang berpura-pura tidak tahu saat sudah tertangkap basah adalah orang yang tolol."

Neira semakin terkesiap mendengar Revan berbicara sekasar itu pada Flaya, sahabatnya.

"Ada apa sih, Mas? Flaya gak ngapa-ngapain loh." Revan menatapnya tajam.

"Bisa diam?"

"Enggak. Aku gak ngerti kenapa kamu bersikap kayak gini," tekan Neira, mencoba mengutarakan sikap tidak setujunya.

Revan mengabaikan Neira, sekarang membersihkan hama lebih penting. Revan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Gue gak terima. Atas dasar apa lo bilang kalau gue tolol!" sentak Flaya.

"Racun apa lagi yang Anda gunakan?" tanya Revan sambil tersenyum sinis, menertawakan wajah Flaya yang mulai sedikit panik.

"Ra-racun apa? Gue gak ngasih racun apapun."

Revan berbalik menatap Neira dengan wajah dinginnya. "Orang tolol di belakangku adalah pelakunya. Sekarang ia juga berniat melakukan hal yang sama. Memberikan racun untuk Ares."

"Tidak! Neira itu gak bener. Percaya sama gue."

Neira melebarkan matanya, otaknya masih mencerna setiap kalimat yang diutarakan suaminya.

"Mana mungkin gue ngasih racun ke Ares kalau setelah minum susu itu dia keracunan gue masih di sini, iya kan Neira?" kata Flaya, berusaha meyakinkan Neira.

"Tentu racun yang sekarang digunakan tidak langsung bereaksi. Sudah banyak bukti yang dikumpulkan. Tidak ada gunanya Anda mengelak."

"Benar itu, Fla?" tanya Neira memastikan, matanya sudah berkaca karena niat sahabatnya yang ingin melukai Ares.

"Lo gak percaya sama gue." Flaya terkekeh hambar. "Dari dulu emang lo kayaknya gak pernah nganggep gue sahabat."

"Kok lo jadi ngomong kayak gitu sih?"

"Lo tuh selalu mau diperhatiin tapi lo sendiri gak pernah peduli sama orang lain!" jerit Flaya dengan mata berkobar amarah.

Neira melangkah ingin mendekati Flaya. Apa ia melakukan kesalahan? Apa karena ia, Flaya jadi berniat melakukan hal buruk?

PARENTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang