27. Diakhiri

236 66 50
                                    

***

Dalam situasi dibonceng sang pacar ini, tidak membuat Caca merasa senang melainkan bingung serta curiga.

Ada apa gerangan dengan si Gathan? Apa Gathan habis nyemil obat nyamuk?

"Ca, gue mau ngomong" ucap Gathan.

Caca berdehem sebagai tanda mengiyakan.

"Mari akhiri semuanya."

***

"GATHAN BRENGSHAKE KEPARAT, BERANINYA DIA GITUIN GUE!!!" Caca berteriak penuh amarah, wajahnya terlihat frustasi akibat kejadian tadi.

Kruyukk... Kruyukk...

Caca mengusap perutnya yang terasa perih, ia baru ingat ini sudah sore dan terakhir ia makan saat ia hendak berangkat sekolah. Itupun hanya roti tawar sehelai.

Ia merogoh kantong sakunya, berharap menemukan uang namun nihil.

"Gue laper banget, tapi duit gue udah abis. Si nenek lampir cuma ngasih uang jajan dikit, itupun udah kepake buat bayar ojek." Caca menghembuskan napas lelah.

Sembari mengusap bulir beningnya yang menetes untuk kesekian kalinya, Caca mendongak. Mendapati sebuah kedai cemilan yang nampak sederhana.

"Minta dikit gapapa kan, ya?" ucap Caca lirih. Meskipun sedikit malu, tapi mau bagaimana lagi ia sangat lapar, dan harus makan jika tak ingin pingsan.

"Permisi bu, saya minta tolong boleh?" ucap Caca sopan.

"Kenapa dik, mau beli jajanan? Boleh kok, ini menunya." Ibu penjual tersebut memberikan buku menu yang dibalas gelengan oleh Caca.

"Anu bu, jadi saya itu cuma makan tadi pagi pas mau sekolah. Nah sekarang saya lapar bu, tapi uang saya habis, boleh gak saya min-"

"GAK." Potongnya cepat.

"Saya gak menerima pengemis seperti kamu, pergi sana," lanjutnya.

"Emm ya udah saya hutang deh bu, saya gak bohong suwer!" Caca menatap sang penjual dengan serius sembari menyatukan kedua tangannya.

Namun ibu itu justru mengabaikan dan pergi meninggalkan Caca kebelakang.

Caca keluar dari kedai tersebut dan berdiri di teras kedai. Melamun sebentar kemudian kembali melangkahkan kaki untuk berjalan di pinggir jalanan, menuju arah pulang.

Namun, pandangannya menangkap butiran dari langit ini turun hingga menyapa tanah. Caca mendongak, "Ah shit, hujan."

Caca memutuskan kembali ke teras kedai tadi. Ia bingung, perutnya yang kelaparan tak henti-hentinya berbunyi, ia juga ingin lekas pulang karena udara dingin semakin menusuk kulitnya.

Caca menepuk jidat bodoh, "Gue kan bawa ponsel bodoh, gue bisa cari bantuan."

Caca bergegas melepas tas sekolahnya yang digendong dibelakang, dengan buru-buru ia membuka resleting dan segera mengambil benda pipih tersebut.

Belum sempat menyalakan tombol on pada ponselnya, Caca terdiam. "Gue minta tolong ke siapa? Sahabat kaga ada, orang tua juga gak ada, pacar..."

Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang