23. Penculikan

290 67 28
                                    

"Ibarat tumbuhan paku yang hidupnya hanya menopang pada pohon mangga. Bedanya, gue terpaksa sedangkan tumbuhan paku sukarela."
-Ca.

***

Caca terdiam beberapa detik, Adib tersadar akan ucapannya. Mungkin, itu sedikit menyentil hati perempuan disampingnya ini.

Tapi, sepertinya Adib tak peduli. Sebab Adib justru mengalihkan pandangannya ke langit yang kaya akan bintang bertaburan.

"Dib, kalo lo jadi gue, apa yang lo lakuin?" tanya Caca random. Rautnya murung, tatapannya mengarah ke Adib sendu, pikirannya kacau akan hal yang akhir-akhir ini menimpanya.

"Gak usah lebay, masalah hidup lo gak seberapa!" Caca terkejut, memang dasar cowok ini. Bukannya memberi motivasi atau kata-kata mutiara, atau setidaknya minimal disuruh sabar kek, ini malah mengatainya.

"Lo ngarep gue kasih kata-kata mutiara? Inget, kata-kata mutiara itu hanya omong kosong, kalau lo tetap stay di posisi lo tanpa ada perubahan," ucap Adib tegas. Caca merengut, meski itu tak sepenuhnya salah, tapi sungguh terdengar menyebalkan!

Tapi Caca sedikit bersyukur, setidaknya perasaan kesal akibat ulah Adib dapat melupakan perasaan sedih yang terus menghantuinya.

***

Pagi yang cerah ini diawali dengan keributan Rara yang terus mengoceh karena Caca yang tak kunjung menyelesaikan acara goreng telur dadar.

Asli ini mah, Caca sedih kepalang banget karena sudah masuk predikat senior dalam bidang per-drakoran, sayangnya dia TIDAK BISA GULUNG TELUR, ALLAHUAKBAR!!!

PLAKK

Bokong Caca terasa panas akibat ulah Rara, tamparannya tidak main-main, beneran sakit.

Caca yang mengakui mental marshmello pun menahan ringisan serta air matanya yang siap mengucur.

Kenapa dirinya tidak bisa melawan?

Namun, tiba-tiba pergelangannya serasa dicekal seseorang, hingga, "Eyang, Caca di suruh mama beli sesuatu. Adib yang anter, sekalian Adib berangkat, Assalamualaikum," ucap Adib sedikit tergesa kemudian pergi menghilang dari hadapan Rara.

Rara berdecak sebal, selalu saja setiap dirinya sedang memarahi gadis buangan itu, ada saja yang menghambatnya, membuatnya gondok setengah mati.

Sementara disisi lain ada Caca yang tengah terpuntal-puntal mengikuti langkah Adib yang sepanjang Titan.

Sementara dirinya, si cebol yang kakinya pendek teramat kesusahan menyeimbangkan langkahnya. Sampai didepan motor Trail Adib, kejadian masa lampau terulang.

Dimana Adib dengan tergesa mengangkat tubuh ramping Caca paksa untuk segera menunggangi jok motor, yang kemudian diikuti Adib yang langsung tancap gas.

Adib berdehem sejenak, "Hmm, btw Mama gak nyuruh apa-apa," ucapnya.

"HAHH?!" Teriak Caca membuat Adib berdecak.

Sudah wassalam obrolannya kalau perempuan sudah berkata 'HAH'. Karena jika dilanjutkan, bisa saja memunculkan kesalah pahaman karena salah pendengaran, itu buruk, bukan?

Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang