***
"CANTIKA!!!" tegur ndoro ratu alias bu Qila atau kerap dipanggil bu Kikil— guru IPS sejarahnya.
"Nggih ndoro!" sahut Caca refleks.
"Kamu ngapain tiduran dimeja? Bukannya memerhatikan saya!" teriak beliau keras.
"Emang kepala ditidurin ke meja udah pasti gak merhatiin bu Kikil? Belum tentu, lagian ibu kayak jablay aja minta diperhatiin."
Bu Qila ini hanya diam tak merespon. Tapi raganya sudah berhasil menggerek Caca untuk keluar dari kelasnya.
"Dipikir gue sedih? Enggaklah gue seneng tujuh tanjakan, bisa keluar kelas jalan-jalan cari cogan!" Dengan jingkrak-jingkrak, Caca pergi menjauhi ruangan kelas hingga tiba didepan UKS.
Entahlah, tiba-tiba Caca merasa agak pusing dan pengin tidur. Jujur, memang Caca tidak memperhatikan bu Qila sedari tadi, kan bu Qila udah punya suami yang merhatikan beliau, jadi perhatian darinya untuk apa?
Setelah membawa raganya keatas ranjang disalah satu UKS, pikirannya kembali berkelana.
Bagaimana ini?
Mereka— yang mengajak Caca untuk menjalin hubungan— sama-sama meminta jawaban darinya perihal perasaan diwaktu pulang sekolah.
Sementara kini, jam pelajaran tinggal sisa satu jam saja.
Kecuali Adib, dia tidak meminta jawaban dari Caca. Jangankan memintanya, mendengarkan Caca bicara saja enggak. Minta di depak emang!
Pun gimana, ia tetap mencantumkan Adib dengan kedua bagong pada list 'yang naksir Caca'.
***
"Hooaammm." Caca menguap tak jaim. Suara berisik ini mengusik dirinya yang tengah mimpi berduaan dengan Lee Jong Suk.
Netranya perlahan membuka sempurna, saking sempurnanya sampai pupil matanya hampir lepas karena melihat pemandangan didepannya.
Matanya kian membelalak saat menilik jam di dinding ruangan UKS. Kini, pukul 17.30.
Ya ampun Caca, tidur apa semedi.
"Kalian, ngapain disini?" tanya Caca heran.
"Minta jawaban."
"Nunggu jawaban."
Ucap Cakra dan Gathan bersamaan.
"Apaan si lo ikut-ikutan gue aja!" semprot Cakra.
"Gue? Ikut-ikutan lo? Najes, mending gue ikutan setan ketimbang lo!" Gathan sedikit melirik Caca, yang memang tengah menatapnya.
"Nih!" Adib menyuguhkan tas Caca. Lah, ternyata ada Adib?
Perasaan hanya dua makhluk aneh yang Caca lihat daritadi, ini goblin datang darimana dong?
"Lo ko bisa ada dis—
"Mama nyuruh pulang bareng," potongnya datar nan jutek.
Adib ini tipe manusia nyebelin, bikin orang pengin gorok leher kalau nampak muka dia. Dia itu gak dingin, bisa dibilang amat cerewet jikalau tengah berdebat. Tapi, kapanpun dimanapun mukanya selalu jutek, datar, dan cuek.
"Apa hubungannya sama Caca?" Gathan menoleh ke Caca dan Adib bergantian.
"Gue sama dia bakal ni—
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)
Ficção Adolescente[TIDAK USAH DIBACA, CERITA BERANTAKAN DAN TIDAK DILANJUTKAN!!!] Kenapa gue tiba-tiba ngerasa jatuh cinta? Tapi, pada siapa? *** "Why did i suddenly falling love?" tanya Caca pada diri sendiri. Sebenarnya ia bisa saja mengungkapkan kalimat itu dengan...