***
Kicauan burung terdengar nyaring, sengatan sinar mentari yang menyelip dibalik gorden pun teramat menyilaukan mata, namun itu semua gak berlaku untuk gadis kebo yang tengah membuat samudra diatas spreinya ini.
BRAKK...BRAKK
Pintu kamar tiba-tiba terbuka tak santai, namun tetap saja sang empunya kamar tak bergeming sama sekali.
"CACAAAA!!! BANGUN, INI UDAH JAM SETENGAH LAPANN!!!" Teriakan melengking Fara sukses membuat Caca berjengit kaget, lantas kembali menggulungkan diri dibalik selimut Zayn Maliknya.
"BANGUN, DIBILANG BANGUN!" Fara menaboki pantat, lengan dan menjewer kuping Caca keras.
"Ampun nyaii!! Iya ini Caca bangun nihhh!" Caca membuka paksa kelopak matanya dan terpampanglah muka garang Fara.
"Sekarang, udah jam LAPAANNNN!!!"
"Tapi boong, iya kan?" Caca terkekeh, pasti ibunda ratu ini berdusta.
"Mata mana mata?!" balas Fara sembari menunjukkan alarm di nakas.
"Astaghfirulloh, udah telat!" Caca bergegas masuk kamar mandi hanya untuk sekedar cuci muka gosok gigi tak mandi.
Memakai seragam Wira Jaya kebanggaannya lalu menggendong ransel yang isinya entah apa. Lantas ngibrit keluar rumah membuat Fara langsung menarik tas Caca hingga Caca lari ditempat.
"Buu, Caca udah telat.."
"Dengerin ibu dulu, nanti kamu harus pulang jam empat pas. Gak boleh telat detik sekalipun!"
"Iya iya, udah kan? Caca mau membela ilmu yang terus-terusan dituntut padahal gak bersalah, Assalamualaikum."
***
"Duh, udah sepi jangan-jangan udah kelar rapatnya." Caca memang tahu pasal ada rapat guru dipagi hari, karena memang kemarin ada pengumuman bahwa rapat akan dimulai sebelum kegiatan belajar mengajar, makanya ia sengaja berangkat siang, eh malah kesiangan. Sekarang sudah jam delapan. Apa benar Caca kehilangan masa emas para siswa disekolah karena dia membikin samudra baru dispreinya?
"Waw, pak Dudung lagi bogans utututu! Misi ya pak, aku mau masuk," lirih Caca, tadinya Caca pikir gebang terkunci. Eh ternyata tadi pas ngerem, pinky keblabasan, jadi kedorong dikit deh pintu gerbangnya.
Setelahnya Caca menggabungkan pinky dengan sederet motor bebek lucu nan imut lainnya, lalu bergegas pergi ke kelasnya.
Sepi, itu yang Caca rasa. Pada kemana murid-murid Wira Jaya tercinta? Pasalnya, saat Caca melongok salah satu ruang kelas yang dilewatinya, benar-benar kosong.
Sesampainya dikelas, Caca membuka pintu tak santai. Bagi Caca rasanya enak aja gitu dobrak pintu, biar pada jantungan orang dalem kelas.
Netra Caca menelisik ruangan kelas dan hanya menjumpai seonggok daging yang tengah menelungkupkan kepala diatas meja. Caca mendekat, rasanya ia kenal dengan bujang ini, ya iyalah kan dia temannya.
Caca tersenyum miring, kayaknya bangunin bagong satu ini enak, "BANJIIIRRRRR! AWASS TENGGELEM! HUAA HUAA TOLONGG MAU MAT— hmmppfft," Caca terhentak, rupanya ia dibekap. Hanya karena Caca teriak sambil merem, mulutnya kena imbas disumpel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)
Novela Juvenil[TIDAK USAH DIBACA, CERITA BERANTAKAN DAN TIDAK DILANJUTKAN!!!] Kenapa gue tiba-tiba ngerasa jatuh cinta? Tapi, pada siapa? *** "Why did i suddenly falling love?" tanya Caca pada diri sendiri. Sebenarnya ia bisa saja mengungkapkan kalimat itu dengan...