"Awalnya gue pikir, bersama lo akan lebih mudah dalam menaungi dunia ini. Tapi faktanya, kehadiran lo menggores alur kehidupan gue menjadi makin kacau!"
***
Sudah terhitung seminggu Caca punya pacar. Sudah seminggu pula ia merasa dikucilkan kawan-kawan. Tapi, kalau dipikir-pikir, bukan ia dikucilkan, melainkan setiap Caca ingin bergabung dengan mereka, Gathan selalu disisinya dan mungkin itu membuat mereka agak risih.
Soal Gathan, Caca masih cinta kok sama dia, mungkin.
So far, Gathan masih agak asyik seperti dulu. Perhatian, kadang bersikap manis, penghibur Caca, dkl.
Tapi, ada juga hal ngeselin Gathan, seperti menggoda adik kelas— walaupun bagi Gathan hanya sebuah lelucon.
Lalu menyapa ciwi-ciwi cakep badai yang bikin Caca insecure. Akibatnya, banyak cewe-cewe yang nampak membencinya, bahkan beberapa memperingatinya agar putus sama Gathan.
Mereka tahu soal hubungan keduanya, karena baru beberapa hari Gathan di Wijaya, sudah jadi incaran kalangan cewe rok keatas. Makanya, sudah pasti ketahuan siapa pendamping Gathan.
TEETTT... TEEETT...
Bel istirahat pertama berbunyi nyaring, Caca bangkit dari duduknya. Rasa-rasanya bokongnya ini tepos banget.
"Than, gue ke Mira bentar ya." Ijin Caca, selama seminggu menjadi pacar Gathan, Caca selalu duduk bersama Gathan.
"Gue ikut." Gathan berdiri, hendak mengikuti perginya Caca.
"Ya ampun, Than. Cuma ke Mira ngembaliin gantungan kunci." Kemarin, Caca memang sempat bergabung dengan ketiga kawannya, lalu ia meledek Mira dengan mencuri gantungan kunci milik Mira, berharap Mira berlari mengejarnya untuk merebut gantungan kunci miliknya.
Namun, Gathan datang. Mira yang baru berancang akan lari menjadi kikuk sendiri. Ia tak enak jika ada Gathan, takutnya akan menyita waktu keduanya.
Jadilah Mira membiarkan, acuh tak acuh lalu kembali bergosip dengan Dila dan Leli.
"Ya apa salahnya gue ikut?" tanya Gathan, alisnya menukik heran.
"Tau ah." Seketika Caca menjadi badmood.
Caca berjalan ke meja Mira, diikuti Gathan dibelakangnya. Lalu Caca melempar gantungan kunci kearah Mira.
Namun naas, Mira menunduk hingga gantungan kunci menerjang jidat Leli tanpa bisa dielak.
Leli mengaduh, meski itu tak sengaja tapi ini sakit. Jidatnya sampai memerah dibuatnya.
"Sialan lo Ca, gue gorok leher lo tau rasa." Yah, namanya juga sahabat, mau ditendang sekalipun pasti dianggap bercanda. Jadi, Leli mah santai aja.
Tapi enggak sama Caca yang nampak, emosi? "Apa?! Lo mau gorok leher gue? Hahaha silakan. Kalian emang jahat, seenaknya kalian ninggalin gue, menganak-tirikan gue. Gak nyangka, katanya kita sahabat, tapi apa? Kalian seolah ngejauhin gue?" Caca mengepalkan tangannya, entah mengapa dia kesal sekali. Bukan pasal ia dikata lehernya mau digorok, tapi tentang dirinya yang memang sudah jarang sekali bergabung sama mereka.
"Kita? Elo kali! Lo kan sama Gathan nempeeeelll teruus, kayak lem. Kita ngejauhin lo? Enggak, lo yang gak pernah deketin kita. Jangan asal omong, bukannya lo minta maaf ke Leli, lo malah ngatain kita." Dila menatap Caca tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)
Teen Fiction[TIDAK USAH DIBACA, CERITA BERANTAKAN DAN TIDAK DILANJUTKAN!!!] Kenapa gue tiba-tiba ngerasa jatuh cinta? Tapi, pada siapa? *** "Why did i suddenly falling love?" tanya Caca pada diri sendiri. Sebenarnya ia bisa saja mengungkapkan kalimat itu dengan...