"Pertemuan ini gak direncanakan oleh kita, tapi siapa yang tahu, kalau ini adalah prolog kisah kita."
-Caca lagi nyari jodoh.***
Cowok ini maunya apa, sih?!
Caca gregetan banget.
"Maksud lo apa gak mau?! Lo ngerusak nama baik gue!"
"Setimpal kan? Lo juga kemarin ngerusak nama baik gue sampek digebukin warga."
"Hishhh! Oke! Gue minta maaf besar-besar soalan kemarin. Tapi plis, jelasin kejadian sesungguhnya."
"Kenapa gak lo sendiri?" tanya Adib, ia sangat malas kalau harus berbicara hal tak penting di depan umum.
Caca lantas menggerek Adib untuk ke ruang Tata Usaha. Ia mengambil mikrofon dan memberikannya ke Adib.
"Kalo gue yang ngomong, gak ada yang percaya."
"Gue dapet untung apa kalo gue ngomong yang sebenarnya?" Alis Adib tertaut.
"Hufftt, gini ya, kita itu difitnah ngelakuin yang enggak-enggak, otomatis nama lo ikut jelek dong."
"Gue gak butuh itu, mau nama gue jelek atau baik asal gue gak lakuin hal sejelek yang mereka kira, it's ok!"
"Dib, pliss!! Oke lo mau gue bayar berapa?"
"Gue kaya, gak butuh duit."
"Terus?"
Sembari mengendikan bahu Adib berujar, "Imbalan menyusul."
Setelah itu, Adib menyalakan mikrofon dan menjelaskan semuanya. Semua penghuni SMA Wira Jaya, yang memang masih disekolah mendengarnya dengan berbagai ekspresi.
"Sial, secepat itu masalah kelar? Shit!" ucap seseorang nampak sebal dengan keadaan.
Setelah selesai, Caca keluar setelah sebelumnya berterimakasih dan meminta maaf pada orang-orang yang berada di ruang TU.
"Jadi, itu gak bener? Feeling gue tepat sih, lo emang cewek baik Ca." Cakra mendekati Caca, namun Caca memilih acuh. Tadi saja, Cakra hampir gak percaya padanya.
"Ca, Ca maaf gue tadi sempet ngeraguin lo tapi—
"Ca," panggil Adib membuat Caca menoleh, menatap Adib penuh tanya.
"Inget, imbalan." Setelahnya Adib melenggang pergi. Memang dasar cowok sialan!
"Imbalan apaan Ca?" tanya Cakra heran.
"Brisik, kepo banget. Semua cowo itu sama aja, sialan!"
Caca mengambil langkah lebar, pergi menjauhi Cakra yang memang tak mengejar. Dasar gak peka, Caca begini tuh minta dikejar, malah dipelototin doang.
Saat sampai di parkiran, Caca memukul-mukul jok motornya kesal.
"Emang ya, cowo itu kampret taik kebo semua! Hish, kenapa make imbalan sih?! Padahal itu juga menyangkut nama baiknya kan? Ahhh eekk embeeee!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)
Teen Fiction[TIDAK USAH DIBACA, CERITA BERANTAKAN DAN TIDAK DILANJUTKAN!!!] Kenapa gue tiba-tiba ngerasa jatuh cinta? Tapi, pada siapa? *** "Why did i suddenly falling love?" tanya Caca pada diri sendiri. Sebenarnya ia bisa saja mengungkapkan kalimat itu dengan...