21. Giliran Dila?

295 66 17
                                    

***

Gue kena kasus?

Kasus apaan perasaan gue gak berulah apa-apa.

Apa ini, ulah si unknown?

Masalah apalagi in—

Bruukkk...

Caca yang tengah sibuk berargumen dalam batinnya pun sontak terhenti karena raganya ini mungkin sedikit mleyot terkena angin efek tubuhnya ini copas-an lidi, dan berakhir menabrak seseorang.

Dengan posisi jongkok menghadap sosok yang barusan ditabraknya Caca mendongak, ingin meminta maaf sekaligus penasaran siapa yang habis ketabrak body badasnya.

Caca terkejut setengah hidup mendapati netranya menyambut pemandangan tak mengenakkan mata. Di hadapannya ada sosok yang amat Caca kenal dengan penampilan yang seketika membuat jantung Caca berdetak seribu kali lebih cepat.

Givaradiba, sahabatnya atau yang kerap dipanggil Dila oleh teman sebayanya, tengah menatapnya degan tatapan yang sulit diartikan. Antara sinis, sedih, kesal, benci menjadi satu.

Dirinya kini terlihat sangat mengenaskan, muka merah penuh peluh yang tercampur air mata, mata yang agak sembab, hidung memerah, dan rambut yang acakan.

Jangan lupakan, ada sesuatu yang Dila pegang, yang membuat Caca penasaran.

"JELASIIN!!!" tegasnya membuat Caca terlonjak.

"KENAPA LO LAKUIN INI KE GUA?!" imbuhnya yang membuat Caca makin mengerutkan dahi, bingung sebab ia tak tahu apapun.

"T-tapi gue g-ga tau apa-apa, Dil," sahut Caca jujur.

"Ga tau apa-apa lo bilang?? Mata lo! Lihat, ini kerjaan lo kan?" murka Dila sembari menunjukkan apa yang dipegangnya.

Hanya kertas.

Iya, kertas yang dilumuri noda coklat seperti lumpur.

Dan tunggu, ada foto keluarga Dila? M-maksudnya?

"LO GAK BISA NGELAK LAGI KAN?! Maksud lo apa? Lo ga terima gue diemin, gue musuhin lo, ga terima? Dan ini balasannya? Lo celakain nyokap gue sampai beliau koma? Ca, Ca, gue ga nyangka lo kejem banget ya? Permasalahannya itu ada di lo, tapi lo nyalurin ke Leli, dan setelah itu gua. Apa Mira juga bakal kena imbas??"

"Tapi Dil, gue gak ta—

"Ca gue kasih tau ya, SEBENERNYA MASALAH ITU ADA DI LO! CUMA LO, awal pertama lo pacaran sama Gathan, kita pengin banget deket sama lo, tapi apa? Lo nempeelll terus sama Gathan," lanjut Dila dengan sesekali tersedu.

Gue juga pengin gabung sama kalian, tapi Gathan yang terus nempel gue, gue takut kehadiran Gathan bikin kalian ga nyaman, batin Caca nanar. Ingin sekali kalimat itu tercetus, tapi apa akan memperbaik keadaan sedang dirinya tak ada satu pun kubu pembelaan.

"Terus lo gak sengaja lakuin itu ke Leli, kita tau, tau banget kalo lo gak sengaja. Kita cuma mau tes, lo mau minta maaf atau gak, but see lo malah nyalahin kita. Ngatain kita berubah, kan?"

"IYA GUE SALAH WAKTU ITU, gue tau waktu itu mood gue lagi ga baik. Dan yah, gue minta maaf ke kalian. Gue salah, gue gak ngelak gue emang salah. Tapi untuk bagian ini, dan kejadian foto adik Leli yang menggantung di pohon, gue angkat tangan gue gak ta—

Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang