29. Problem

233 67 43
                                    

"Mau sejujur apapun kita, kalau kita gak dipercaya, bisa apa?"

***

Plakk..

Tamaparan kasar itu mendarat mulus di pipi Cakra, membuat sang empu sedikit menoleh kesamping dan meringis sakit.

Cakra menatap Caca heran, kerutan di dahinya amat kentara pertanda dirinya tak mengerti akan sikap Caca.

"Kena—"

"Ka Cakra jahat, ya? Kenapa Ka Cakra tega lakuin ini ke gue, gue kira Ka Cakra selama ini baik, nyatanya?!" Caca mendesah lelah. Matanya memejam sembari dipijat pelipisnya sejenak. Ia frustasi.

"Maksud lo apa? Gue salah apa? Bilang sama gue, gue gak ngerti," ucap Cakra makin bingung. Ia mendekati Caca, memegang pundaknya yang langsung ditepis kasar oleh Caca.

"Kak, lo itu mesum, jangan sentuh gue. Gue tau niat bejat lo!" Caca melirik Cakra tajam.

"Apa, sih? Apa yang lo maksud? Lo punya mulut kan?! Jelasin!!!" Cakra mengusap kasar wajahnya. Sial, dirinya kelepasan membentak Caca.

Caca sedikit terlonjak akan bentakan Cakra, namun tak ia hiraukan. Ia segera menunjukkan sebuah postingan di Instagram sekolahnya kepada Cakra.

Cakra mengerut heran, pasalnya berita yang dituliskan di akun sosial media tersebut merupakan berita negatif mengenai dirinya dan Caca.

'Cie si ketua ekskul PMR Wira Jaya sama adik kelas yang diincernya kepergok pergi ke apartemen, mau ngapain nich? Kira-kira yang goda duluan yg mana nich, ups'

Dan dalam postingan tersebut terpampang gambar saat Cakra menggendong Caca keluar mobil dengan bridal style. Sialnya lagi, gambar yang tertangkap kamera itu saat Cakra tengah dalam posisi sedikit membungkuk kearah Caca, terlihat tengah mencium Caca.

Tak hanya itu, bahkan ada juga foto saat Cakra yang menggendong Caca didepan pintu apartemennya. Parahnya lagi, kali ini wajah mereka berdua terlihat jelas.

Siapa yang buntutin gue? Batin Cakra.

Netranya kemudian beralih menatap bola mata Caca yang tengah memandang benci dirinya.

Sungguh, Cakra merasa didepannya ini bukanlah sosok Caaca yang ia kenal. "Ca, jangan bilang lo percaya sama postingan ini?" tanya Cakra hati-hati.

Caca diam saja, matanya terus menatap tajam Cakra membuat Cakra menghembuskan nafas kasar.

"Lo boleh emosi karena lihat postingan ini. Tapi, lo gak boleh percaya, oke? Dengerin gue, gue gak akan ngatain diri gue cowo bener. Karena apa? Karena faktanya semua cowo itu bejat. Tapi yang perlu lo tau, cowo kalau udah sayang beneran sama cewenya, mereka akan menjaga cewe itu semaksimal mungkin, bukan malah ngerusak. Dan lo itu, cewe yang bener-bener gue sayangi dengan tulus. Jadi gue mohon, jangan percaya, ya?"

Caca masih diam.

"Ca, gue harus lakuin apa supaya lo gak percaya sama postimgan itu?" tanya Cakra lagi.

"Gak ada cowo yang bener-bener sayang sama cewenya. Semua cowo itu dibutakan nafsu mareka. Mereka bisa ungkapin kalimat itu sampai berbusa sekalipun, tapi mereka gak bisa megang kalimat mereka. Gue yakin, lo kayak gitu juga, kak."

"Ca.."

"Lo, belum apa-apain gue kan?"

"Gue berani sumpah, gue gak ngapa-ngain lo! Niat gue itu baik, Ca. Gue mau nolong lo yang kedinginan di teras kedai tadi, cuma itu niat gue."

Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang