"Kenapa sih, kita gak bisa request takdir?"
-Cacanya Chimon:*
***
"Mbak.. Permisi, mohon untuk segera meninggalkan kafe ini, kita sudah mau tutup," ucap salah satu mbak pelayan kafe.
Kelopak Caca terbuka perlahan, "Ahh.. Iya mba maaf saya ketiduran."
Caca segera mengusap bekas bulir bening yang masih tersisa dimatanya. Ia tersenyum tipis lalu mengambil tasnya dan bangkit pergi meninggalkan kafe.
"Astaga gue ketiduran, bisa-bisanya sampai jam lima," lirih Caca seraya membuka ponselnya.
Caca terkejut, banyak sekali pesan dari ibunya dan tante Dita yang menyuruhnya untuk lekas pulang.
Tadi, setelah kejadian dimana Leli marah ke Caca dan dirinya yang dijadikan bualan oleh murid Wijaya, Caca segera membereskan foto-foto Leli dan adiknya beserta kata-kata yang sungguh tak mengenakan hati.
Caca kesal, ia tahu ini ulah unknown sebab dia sudah mengirimi Caca pesan.
Apa, sih, gunanya lakuin ini ke Caca??
Apa, sih, salah Caca sampai diteror seperti ini?
Setelah ia selesai, Caca langsung bergegas ke kelasnya. Sesampainya ia dikelas, banyak tatapan aneh yang ditujukkan kepada dirinya.
Beruntung, guru yang mengajar kali ini belum datang, jadi Caca tak kena omel.
Caca duduk di bangkunya, sebelah Gathan. Namun, kursi Gathan kosong, entah dimana keberadaan kekasihnya itu. Sepatutnya Gathan sekarang tengah menenangkannya layaknya kekasih, bahkan bukannya sekarang, tapi sedari tadi.
Namun, Gathan entahlah dimana.
"Gilak si, mukanya aja yang polos, hatinya jangan ditanya bos!"
"Gak nyangka gue sama si Caca."
"Untung gue gak deket sama dia."
"Parah sih kalo jadi temen, apalagi udah berbagi rahasia sama dia, gak aman."
Caca mendengar berbagai penuturan yang membuat Caca ingin sekali menyumpalnya dengan sandal hasil colongan. Habisnya, Caca gak tahu soal apa-apa terus dituduh sama sahabatnya, dan sekarang, ia dicemooh?
Wajar, kan, kalau Caca kesal?
Namun, yang Caca lakukan hanya diam. Ia menahan hasratnya yang ingin menyentil pita suara orang yang mengatainya satu-satu. Caca yakin kalau dia bersikap sesuatu, pasti hanya akan memperkeruh keadaan.
Caca bangkit, ia mengambil tasnya dan melenggang keluar kelas.
Caca gak tahan, Caca mau bolos aja.
Akhirnya Caca memutuskan pergi ke kafe. Untuk sekedar minum, menangis, dan tidur hingga sore hari.
Mertuanya Eunwoo is calling...
Caca terhenyak dari lamunannya. Ia segera mengangkat telepon dari ibunya, "Halo?"
"KEMANA AJA KAMU?! Disuruh pulang cepet malah ngaretnya kurang ajar! Buruan pulang sekarang!!!"
Caca menjauhkan kupingnya dari telepon, ibu Fara tercinta emang jagonya mengomel. Padahal Caca kan manusia biasa yang sering lupa, wajar kan kalau Caca lupa suruh pulang cepet. Kecuali, kalau alasan disuruh pulang cepet itu Caca mau diajak nonton konser Blackpink.
"Iya ibu, Caca lupa. Tadi, Caca habis donor darah."
"Donor darah? Ke siapa? Kapan? Kenapa?! Jawab woy diem aja!" tanya Fara merentet disebrang telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Suddenly Falling Love? (Tidak Dilanjutkan)
Novela Juvenil[TIDAK USAH DIBACA, CERITA BERANTAKAN DAN TIDAK DILANJUTKAN!!!] Kenapa gue tiba-tiba ngerasa jatuh cinta? Tapi, pada siapa? *** "Why did i suddenly falling love?" tanya Caca pada diri sendiri. Sebenarnya ia bisa saja mengungkapkan kalimat itu dengan...