Cast | Sadness

18.6K 680 40
                                    

Helo, ini adalah cerita pertamaku.

Jangan Lupa follow Ganeshyara and vote dulu sebelum membaca :')

Story ini berisi kalimat dewasa, jadi mohon untuk bijaklah dalam menanggapi isi cerita🙏

Trailer

Hari ini desiran angin dingin semakin menusuk pori-pori Jeka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini desiran angin dingin semakin menusuk pori-pori Jeka. Namun tubuhnya bergetar hingga tetesan keringat mulai membasahi bantal tidurnya.

Mimpi buruk itu datang lagi, disaat sang istri yang baru ia nikahi direngut paksa oleh takdir.

HYEJIN...

Teriakkan bergetar Jeka memenuhi sudut kamar gelap yang ia tempati.

Hyejin...

Ulangnya untuk kesian kali berharap Sang Istri mendengar panggilannya. Tubuh tegap Jeka semakin bergetar dengan tetesan hangat yang keluar dari sudut matanya, tidak akan ada satu orang pun yang mengerti betapa besar luka hati Jeka saat ini.

Dia kehilangan cinta pertamanya..

Hari-hari yang seharusnya bahagia menjadi tragedi tak bernyawa yang merenggut nyawa Sang Istri. Jeka tidak pernah terpuruk sedalam ini.

Jika saja Hyejin tak meminta dirinya untuk berjanji selalu menjaga dan melindungi Ibu serta Kakaknya, mungkin saat ini Jeka lebih memilih menyusul Sang Istri tercinta.

"Hyejin-ah, maafkan aku..."

Monolong Jeka untuk kesekian kalinya. Lima tahun telah berlalu, namun pria itu tak pernah berhenti menghukum dirinya sendiri atas kepergian Hyejin.

Jeka terbangun dan terduduk di atas tempat tidurnya, ia memijat pelipis matanya berulang kali, pening di kepalanya selalu terasa setiap kali mimpi buruk itu datang.

"Jam enam," Gumamnya, ketika ia menatap ke arah dinding sebelah kanan dari kamarnya. Meski kamar itu cukup gelap, samar-samar Jeka masih bisa melihat jam yang menunjukkan pukul enam pagi.

Jemari Jeka menyisir surai rambutnya. Pria itu mencoba untuk sedikit merapikan rambut ikal panjangnya yang terlihat berantakkan. Tak lupa dengan kebiasaannya setiap pagi Jeka akan meregangkan otot-otot lehernya yang terasa kaku. Ia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan beberapa kali hingga menimbulkan suara yang has dari lehernya.

Saat ia ingin beranjak, atensi Jeka teralihkan pada foto mendiang Sang Istri yang berada diatas nakas, persis di samping tempat tidurnya. Tangan kekar Jeka bergerak untuk mengambil foto Sang Istri kemudian menciumnya.

Summer JJK [M+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang