12 | Ketakutan

4.8K 439 50
                                    


Selamat membaca

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhura pov.

Aku senang bisa menemani Jeka berbelanja, untuk membeli semua bahan yang kami butuhkan, meski ada beberapa yang belum sempat kami beli. Jeka juga mengatakan-- kalau dia akan membuat sushi sebagai makan malam.

Sungguh rasanya campur aduk, ketika aku mengingat Jepang terutama mendiang Ibuku. Aku bersyukur Jeka langsung mengerti rasa rinduku dengan Negara Jepang, dia mengatakan akan makan malam dengan sushi. Hal sekecil itu saja sudah bisa membuat aku senang.

Aku dan Jeka pun memutuskan untuk kembali ke mobil, guna menaruh barang belanjaan disana. Sebelum melanjutkan untuk membeli sisa barang yang lain.

Saat perjalan menuju mobil, aku pun melihat seseorang yang belakangan ini aku hindari. Dia adalah Kakakku.

Aku melihat Kakak berjalan ke arah diriku dan Jeka. Dia bersama beberapa orang anak buahnya yang pernah aku lihat dirumah. Mereka semua sangat sadis, tak jauh berbeda dengan Kakakku. Waktu itu aku pernah mendengar, mereka membuat rencana untuk mencelakakan seseorang.

Sungguh aku semakin gelisah dan ini membuatku takut.

Aku selalu memikirkan hal ini beberapa hari kebelakang. Langkahku pun terasa semakin berat, ingin rasanya aku menarik Jeka kemudian membawanya lari dari tempat ini.

Aku tidak bisa melakukan itu. Sebab Jeka pasti akan bertanya, dan apa yang harus aku jelaskan padanya? Dia belum mengetahui kalau aku memiliki keluarga di Seoul, dan kabur dari keluargaku.

Kami semakin dekat dengan mobil jeep Jeka, yang terparkir di pinggir jalan. Kakak pun berjalan semakin dekat ke arah kami, membuat aku semakin takut. "Kenapa sayang?" Tanya Jeka kebingungan saat aku tiba-tiba menariknya.

Aku bersandar di sisi kanan mobil jeep Jeka, sedangkan Jeka kini berada persis di depanku. Dan dia pun binggung melihat tingkahku.

"Aku ingin memeluk mu, " Jawabku singkat, memberinya alasan yang terlintas di pikiranku. Jeka mengerutkan keningnya kemudian mengembangkan senyuman tipis.

"Tapi tidak di tempat umun seperti ini sayang," Jawabnya ketika aku menahan pinggang Jeka agar tidak bisa bergerak kemana pun.

Entah apa yang ada dipikiran Jeka tentang diriku, sehingga dia menatapku dengan tatapan nakal.

"Memangnya kenapa? Kau tidak mau memelukku di tempat umum seperti ini? Cicitku sengaja mengajaknya berdebat agar bisa mengulur waktu.

Summer JJK [M+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang