Nervous

4.1K 458 43
                                    

Jangan jadi pembaca rahasia dong wkwk..

Setidaknya tinggalkan jejak di kolom komentar, dan jangan lupa vote and follow ya..

Selamat membaca

Selamat membaca♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeka pov.

Perasaan bersalah masih saja menghantui pikirannku, karena semalam telah membuat gadis itu menangis sembari menundukkan kepala, tidak berani menatap diriku setelah aku membentaknya.
.

.

Flashback

"Kenapa tidak bisa ingat?!" Tanyaku geram memberinya tatapan tegas sembari meninggikan nada bicaraku.

Gadis itu tertunduk sangat terkejut dengan bentakanku, dia menggeleng pelan kemudian berkata "Aku benar-benar tidak tahu," Jawaban tidak masuk akalnya membuat aku kesal. 'Bagaimana bisa seseorang tidak mengingat jalan pulang?'  Pikirku. Aku masih menatap tajam gadis yang duduk di hadapanku, hingga dia meneteskan armatanya satu persatu mengenai meja makan.

"Apa aku terlalu keras?" Pikirku dalam diam, menatapnya dengan perasaan bersalah karena tidak sengaja membuatnya menangis.

"Lantas kenapa kau bisa berada di hutan milikku?" Aku kembali bertanya pada gadis itu, namun kali ini dengan nada datarku sembari menatap ke arah lain, agar dia tidak lagi merasa takut dan perasaan bersalahku ini segera menghilang.

"Ye?" Dia menjawab seraya mentapku binggung.

"Seluruh wilayah hutan ini milikku. Tidak sembarangan orang bisa memasukkinya tanpa mendapat izin dariku, Lantas kenapa kau bisa berada disana?!"

"Aku kabur dari seseorang," Jawabnya. Dan aku kembali menatap gadis itu tajam ketika dia mengatakan kabur. Aku mengerutkan keningku mencoba mencerna kalimat yang dia lontarkan padaku.

"Seseorang membawaku ke tempat asing dan aku melarikan diri dari sana, aku tidak mengetahui jalan yang aku lalui. Yang ada di pikiranku hanya berlari menyelamatkan diri dari orang tersebut."

"Hingga jalan kecil yang aku telusuri mulai membawaku masuk ke hutan itu, aku berjalan semakin ke tengah berharap aku bisa bersembunyi darinya," Tutur gadis itu.

"Kau melarikan diri dari siapa?!" Tanyaku sangat dingin.

"Mo-mollayo," dia memberiku tatapan lirih sembari menggelengkan kepala.

Aku menghembusan nafas gusar lalu bangkit dari tempat dudukku. Aku bahkan lupa meminum tehku sehingga teh itu tersisa sangat banyak dan menjadi dingin. Gadis itu kembali menunduk tak berani menatap diriku.

"Sudahlah, kau bisa mengingat-ingat arah jalan rumahmu nanti!" Aku memilih mengakhir percakapan kami, dia selalu mengatakan tidak tahu dan membuatku kesal, karena tidak bisa menekannya lebih jauh. Dia pasti menangis lagi jika aku melakukan hal itu padanya.

Summer JJK [M+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang