First Meet

4.6K 440 21
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca..

Jangan lupa follow Ganeshyara

Thank you~

Happy Reading

Desiran angin dingin semakin berhembus kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desiran angin dingin semakin berhembus kencang. "Sepertinya hujan akan segera turun," gumam Jeka yang menengadahkan kepalanya, melihat awan hujan yang semakin tebal.

"Aku harus bergegas pulang, aku tidak ingin kehujanan saat perjalanan pulang," monolog Jeka lagi, pria itu mengambil mantel tebalnya yang ia taruh di dekat kayu-kayu yang baru saja dirinya tebang.

Saat perjalanan pulang menuju rumah, langit semakin gelap, awan hujan pun semakin tebal. Udara terasa bertambah dingin, dengan angin kencang membuat suara gemuruh ranting pepohonan terdengar keras pada indra pendengaran Jeka.

Jeka menyalakan senter kecil yang selalu ia bawa jika sedang pergi ke tengah hutan, ini hanya untuk berjaga-jaga. Meski pria itu sebenarnya sangat hafal setiap jalanan di hutan ini. Sepertinya Jeka memang akan pulang terlambat hari ini. Langit sudah mulai gelap, dengan penerangan seadanya dari santer yang Jeka pakai.

Tungkai kekar pria itu tergesa menyusuri jalan setapak kecil yang sudah berulang kali ia lewati. Tak ada keraguan di setiap langkahnya, Jeka kembali menegadahkan kepala saat suara guntur terdengar, tapi kali ini di iringi dengan beberapa kilat cahaya yang terlihat di langit.

'Hujan akan segera turun, tinggal menunggu waktu.' Pikir Jeka kemudian melanjutkan langkahnya.

Tak lama langkah Jeka kembali terhenti. Samar-samar indra pendengarannya mendengar monolog dari seseorang, mata Jeka menyipit bak setajam mata elang yang sedang mengintai mangsanya.

Ia mantap tajam sekeliling menyurusi setiap sudut hutan ini, berharap mendapatkan arah darimana sumber suara tersebut, dan siapa pemiliknya? Batin Jeka bertanya-tanya.

"Eomma.." terdengar suara lirihnya dengan nada bergetar, ketakutan.

Pria itu terus mencari, hingga menemukan seseorang "Siapa kau?" Tanya Jeka, ketika mendapati seorang gadis duduk meringkuk di bawah batu besar. Badannya bergetar menahan dingin dan juga takut?

Dia mensejajarkan lututnya pada dada dan juga kedua tangan memeluk kakinya sendiri. Dia melihat ke arah Jeka saat Pria itu bertanya.

Jeka dapat melihat airmata gadis itu mengalir di pipinya ketika menatap Jeka. 'Dia menangis?' Pikir Jeka dalam diam.
.

.

Zhura Pov

Aku terus berlari menuju ke tengah hutan, telapak kakiku bahkan terasa sangat sakit dan perih ketika ranting-rating itu menggoresnya, sebab aku telah menanggalkan alas kakiku sejak tadi.

Summer JJK [M+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang