32 | Restu?

2.5K 347 125
                                    

Selamat membaca♡

Min Zhura duduk lemas di lantai rumah sakit, persis di depan ruang gawat darurat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Zhura duduk lemas di lantai rumah sakit, persis di depan ruang gawat darurat. Wanita itu menjeritkan tangisan pilunya, Jeka pun ikut meneteskan airmata karena merasa tak tega melihat kondisi Zhura saat ini "Sayang bangun, ayo pindah ke kursi" ajak Jeka dengan nada lembut, meraih lengan Zhura bermaksud untuk membantu wanitanya berpindah.

Wanita itu masih menangis sembari menunduk, menatap kedua tangan dan gaunnya yang berlumuran darah "Lihat lah, ini darah Ayah, bibi Mirae dan Kakak.." jeritan tangis Zhura semakin menjadi.

Jeon Jeka segera meraih Zhura, membawa wanita itu tenggelam dalam dekapannya. Jeka takkan meminta Zhura untuk berhenti menangis, dia tahu betul bagaimana hancurnya ketika kehilangan orang yang di cintai untuk selamanya.

"A-apa k-ka-kakak ku akan bisa bertahan?" Pertanyaan terbata-bata itu di lontarkan Zhura, membuat Jeka terdiam untuk sesaat.

"Hyeong orang yang kuat, kita akan berdoa yang terbaik untuknya.." mengusap lembut pipi Zhura, Jeka tak ingin memberi Zhura harapan apa pun, harapan bisa saja akan membuat Zhura semakin terluka.

"Ayo bersihkan tanganmu, biar aku membantu mu," wanita itu mengangguk pelan mengiyakan ajakan Jeka. Mereka berdua segera beranjak menuju toilet rumah sakit. []

__..__

Hari pemakaman.

Tubuh wanita cantik itu bergetar dengan airmata yang terus mengalir tanpa henti sejak pristiwa tragis berdarah itu terjadi tepat di hadapannya. Hari ini Zhura melakukan prosesi pemakaman sang Ayah, beserta dengan seluruh anak buah Min Sungho yang tewas kala itu. Jeon Jeka pun dengan setia selalu berada di sisi Zhura, hatinya teramat hancur tat kala trauma dan kesedihan mendalam itu terpancar jelas dari wajah sang kekasih.

"Bibi Mirae, maafkan Zhura karena aku--- karena aku---" isak Zhura yang tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Ini bukan salah mu sayang, bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu.." Jeka berusaha menenangkan Zhura, namun rasanya percuma saja. Jeka tahu benar apa pun yang ia katakan, Zhura pasti tetap merasa bersalah. Terlebih dia melihat jelas bagaimana Namjun menembak mati bibi Mirae yang melindungi Zhura saat itu.

Zhura menatap Jeka dengan derai airmatanya yang tanpa henti mengalir "Seharusnya aku yang berada disana, bukan bibi Mirae.."

"Jangan berkata seperti itu, bibi Mirae di atas sana pasti sangatlah bersedih jika mendengar kamu mengatakan ini." Jeka menangkup kedua pipi Zhura kemudian menghapus lembut airmata Zhura.

Jeka mendekap Zhura "Jujur aku tidak tahu bagaimana cara untuk berterimakasi padanya karena telah menyelamatkan mu. Kau tidak pernah mengetahui sisi gelap keluargamu, tapi malangnya kamu selalu terseret ke dalam duka yang sangat menyakitkan. Jika saat itu aku yang berada di posisi bibi Mirae, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Kamu tidak pantas terluka untuk hal-hal yang tidak pernah kau ketahui." Tangannya bergerak menyisir lembut surai panjang Zhura. Sedangkan wanita itu tidak sanggup berkata dan melakukan apa pun kecuali menangis.

Summer JJK [M+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang