Bab 1

96 35 19
                                    

Diusahakan untuk memberi vote dan komen ya, makasih.

Happy reading

***

Hari ini adalah hari senin, dan hari ini juga Dara telat. Karena abangnya semalam berkunjung ke rumah, jadi ia menghabiskan waktu semalaman untuk melepas rindu.

Dara memang mempunyai seorang kakak laki-laki, Arkana Syahreza Adhitama. Hanya berbeda 1 tahun saja dengan Dara. Arka bersekolah dikediaman neneknya di Bogor karena menemani neneknya yang sendirian.

Dan semalam baru berkunjung lagi ke rumah ibu ayahnya setelah hampir 6 bulan tidak bertemu. Katanya juga, Arka akan bersekolah di sekolah Dara, Meganesa. Itupun telah disetujui oleh neneknya, karena Milka - tante Dara dan Arka - tinggal disana. Mungkin besok Arka akan kembali bersekolah.

Dara turun dari angkot dan berlari menuju gerbang sekolahnya sambil terus menerus melirik ke arah jam tangannya. Saat hampir sampai, ia dikejutkan oleh suara klakson motor dibelakangnya. Dara pun membalikkan badannya dan melihat ada sebuah motor ninja yang di atasnya ada seorang laki-laki.

Tanpa memperdulikan Dara kembali melanjutkan berlarinya menuju gerbang. Namun sayang pintu gerbang sudah ditutup, ia terlambat.

"Pak Asep! Bukain donggg gerbangnyaaa" teriak Dara kepada satpam di sekolahnya.

Merasa namanya terpanggil, Pak Asep langsung menghampiri Dara "aduh, maaf neng. Saya teu bisa bukain, neng udah telat atuh."

"Ayoklah Pak, bantuin saya. Saya telat juga ada alasannya."

"Teu bisa neng, mohon maaf. Bapak sieun atuh neng kalo Bu Nani ngamuk kumaha?"

Dara berpikir keras agar ia bisa masuk tanpa harus bertemu dengan guru killer yang satu ini.

"Pak, nanti saya beliin rokok deh sama kopinya buat stok seminggu. Gimana?" sogok dara yang masih berusaha untuk bisa masuk.

"Aduh neng, punten. Saya gak mau disogok atuh neng. Eneng tunggu aja disini ya,sampe Bu Nani dateng." Setelah mengucapkan itu Pak Asep langsung pergi dari hadapan Dara.

Mampus lah gue, kalo tuh guru sampe dateng, batin Dara

Saat masih memikirkan cara agar bisa masuk gerbang, tiba-tiba terdengar suara gerbang yang terbuka. Sontak membuat Dara yang awalnya membelakangi gerbang langsung berbalik badan.

Dara melongo, karena saat dia ingin masuk tidak diperbolehkan oleh Pak Asep. Tapi cowok yang ia temui barusan bisa masuk dengan mudahnya.
Eh tapi tunggu, Dara baru sadar ternyata lelaki barusan sedari tadi diam di sampingnya yang masih menaiki motornya. Dan sekarang sudah berjalan ke lapangan.

"Pak, kok tadi saya gak boleh masuk tapi cowok barusan boleh?" protes Dara tak terima.

"Punten neng, tadi itu anak nya pemilik sekolah ini," jawab Pak Asep yang membuat Dara mengernyit.

Lah, terus kalo dia anak pemilik sekolah bisa seenaknya? Woy gue juga bayar kalii!, batin Dara kesal.

Dan tak lama Bu Nani datang dengan membawa tongkat kesayangannya yang biasanya ia gunakan untuk menakuti murid-murid yang nakal. Seperti terlambat misalnya.

Mampus gue, batin Dara.

"ADARA!! KAMU TELAT?!" tanya bu Nani dengan intonasi yang tinggi membuat bulu kuduk Dara berdiri.

"I-iya b-bu."

"Ikut saya, saya akan beri kamu hukuman!!" Setelah itu Bu Nani berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh Dara dibelakang dengan kepala menunduk.

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang