Bab 27

29 6 1
                                    

Tekan tombol bintang, komen, dan share yaaa 😊

Saat ini Dara sudah rapi dengan seragam yang melekat ditubuh rampingnya. Dengan rambut yang dikuncir setengah ditambah pita berwarna biru menambah kesan manis pada diri Dara.

Awalnya, Arka menolak permintaan Dara yang ingin bersekolah. Padahal kondisinya masih belum stabil. Tapi, dengan sifat keras kepala yang gadis itu punya, ia akhirnya bisa meluluhkan hati abangnya itu. Bagaimana tidak? Dara mengancam akan pergi dari apartemen jika keinginannya tidak terwujud. Jadi, dengan amat sangat terpaksa, Arka mengiyakan saja.

Setelah memoles wajahnya dengan bedak bayi dan lipbalm agar wajah pucatnya tak terlihat, Dara keluar dari kamar dan menghampiri Arka yang sudah duduk manis dimeja makan.

"Pagi, bang!" sapa Dara dan langsung mendudukkan bokongnya di kursi yang kosong.

"Pagi! Beneran kamu mau sekolah?" tanya Arka, terlihat sekali masih ada gurat khawatir.

Dara menghembuskan nafasnya lelah, "abang udah nanya itu 5 kali loh bang pagi ini."

"Ya abang cuman khawatir aja sama kamu. Kalo belum pulih bener mending tidur aja dirumah, istirahat."

"Cape abang. Kerjaan aku cuman tiduran mulu dirumah, bosen tau gak!"

"Ck, yaudah terserah. Tapi, kalo mulai lemes dan gak enak lagi badannya kasih tau abang!" titah Arka yang langsung di angguki oleh Dara.

Mereka pun menyantap sarapan mereka dalam hening. Setelah beberapa menit, mereka menyelesaikan sarapannya dan segera berangkat ke sekolah.

"Kamu bareng abang! Abang udah baik hati ngebiarin kamu sekolah, tapi abang gak mau kamu naik bus!"

"Ck, iya Abang... Udah ah ayok! Nanti telat abang yang salah!"

Arka mendengus lalu mereka berjalan dengan saling merangkul mesra. Jika orang lain melihat, pasti mereka alan dikira sebagai sepasang kekasih. Karena visual mereka yang tidak main-main, terlihat serasi.

Setelah sampai di dekat motor Arka, mereka berdua segera menaiki motornya. Tak lupa dengan helm yang terpasang rapi dikepala keduanya.

"Udah?" tanya Arka.

"Udah."

"Yaudah turun!"

Dukk!

Dara memukul helm Arka membuat lelaki itu terkekeh. "Ngaco! Udah buruan!"

Dara memeluk pinggang Arka dengan erat, karena takut terjatuh. Kan kalau jatuh dari atas motor dengan posisi kejengkang, itu tidak cantik sama sekali.

Motor Arka melaju membelah jalanan yang mulai ramai karena banyak yang sekolah dan bekerja.

Hingga beberapa menit kemudian, motor Arka berhenti diparkiran dengan mulus.

Dara turun terlebih dulu lalu melepas helm yang terpasang dikepalanya. Diikuti oleh Arka yang kini sudah berdiri disamping Dara. Mereka berjalan berdampingan saling merangkul.

Eh, kak Arka makin ganteng woy!

Dara juga selalu cantik

Aaaa gue pengen dirangkul juga

Eh denger denger, mereka itu adek kakak

Tau dari mana lo?

Gue denger dari anak kelas sebelah, dia katanya denger omongannya si Arka di gudang.

Oh yang pas si Dian ngebully si Dara itu kan?

Iya

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang terdengar oleh telinga keduanya. Namun mereka memilih pura-pura tuli.

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang