Tekan tombol bintang, komen, dan share yaaa 😊
Sudah sebulan dari Dara dinyatakan koma, dan sekarang belum ada tanda-tanda gadis itu akan membuka matanya. Dan selama itu pula Kenzo menemani Dara, setiap pulang sekolah, atau dihari libur, Kenzo lebih memilih untuk menemani gadis itu dan ingin menjadi orang pertama yang dilihat oleh Dara saat ia terbangun.
Seperti saat ini. Kenzo duduk di kursi sebelah ranjang Dara, sembari menggenggam erat tangan Dara yang tak di infus. Masih memakai seragam sekolah, terlihat kalau lelaki itu langsung melesat kemari setelah bel pulang berbunyi.
"Dar, udah sebulan loh. Kapan lo bangun?" lirih Kenzo sambil menatap wajah pucat Dara.
"Kalau lo bangun, gue bakalan ngasih tau sesuatu ke lo," ucap Kenzo. "Gue mohon.. bangun...," lanjutnya.
Kenzo terlihat berantakan akhir-akhir ini. Rambut yang tak pernah disisir, kantung mata nenghitam, wajah yang lesu, dan mata yang memerah karena terlalu sering menangis.
Setiap datang ke ruangan Dara, ia selalu mengajak bicara gadis itu berharap agar Dara bangun. Namun, selama sebulan ia melakukannya, tidak ada perubahan sama sekali dari gadis itu.
"Dar, lo gak kangen sama Arka? Lo gak kangen sama Krisy, Lysa, Be--" Kenzo menghentikan ucapannya begitu tersadar siapa yang ia akan sebutkan. "Lo gak kangen emang sama gue? Sama anak RAGHAS yang lain?"
"Gue mohon, bangun... Gue gak sanggup liat lo kek gini."
Kenzo merutuki kesalahannya, karena mungkin saja yang seharusnya berada disini itu dia bukan Dara. Tapi, karena kelengahannya Dara harus melakukan ini agar melindunginya. Rasa bersalah terus menghantui pikirannya. Andai saja waktu bisa diulang, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi.
Kejadian ini berawal dari ia yang telat mengantar Dara hingga gadis itu di culik dan seperti ini. Ini semua salahnya.
"Dar...."
Mata Kenzo kembali menumpahkan air matanya. Ia menyembunyikan wajahnya di genggaman tangannya dan Dara. Ia mengangis terisak disana, merutuki segala apa yang terjadi.
Hingga suara pintu yang dibuka dari luar pun, ia tidak menyadarinya.
Arka menatap sendu pada lelaki disamping Dara. Seorang ketua geng besar, yang ditakuti dan disegani, kini menangis disamping adiknya. Arka pun sama hal nya dengan Kenzo, ingin menangis ketika melihat kondisi Dara. Namun, jika ia ikut bersedih, siapa yang akan menenangkan dan menghibur Kenzo disaat lelaki itu seperti ini.
Arka berjalan menghampiri Kenzo dan berdiri disampingnya. Ia mengelus punggung Kenzo yang bergetar akibat menangis, berusaha menenangkan. Kenzo yang nenyadari ada seseorang pun tak mengubah posisinya.
"Ini salah gue... Hiks.. gue gak bisa jaga Dara..."
Arka ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Kenzo. Melihat keadaan seseorang yang disayangi seperti ini, membuatnya seperti tertikam pedang yang tajam.
"Bukan salah lo, ini udah jalannya kek gini. Berhenti nyalahin diri lo sendiri, karena Dara gak akan suka," ucap Arka menenangkan. "Mending lo makan. Lo belum makan dari kemarin, tadi disekolah juga lo gak makan."
Kenzo menggeleng tanda tak mau. Arka yang melihat itu menghela nafas.
"Lo makan dulu, setidaknya buat Dara. Kalo lo ikut sakit, siapa yang bakalan jagain Dara?"
Mendengar itu, Kenzo langsung mendongak dan menatap Arka. Arka mengangguk, lalu Kenzo kembali menatap Dara. Arka benar, jika ia mementingkan egonya dan berakhir sakit, siapa yang akan menjaga Dara. Walaupun sedikit enggan, tapi akhirnya Kenzo berdiri dan akan beranjak ke luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA[END]
Teen Fiction[DIUSAHAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA] _____________________________________ Hanya kisah seorang gadis ceria yang memiliki kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Adara Fredella Ulani. Gadis cantik itu mampu menipu semua orang dengan keceri...