Bab 19

37 15 3
                                    

Tekan tombol bintang, komen, dan share yaaa😊

Suasana kantin saat ini tengah ricuh karena jiwa lapar manusia-manusia ini sudah meronta-ronta. Ditambah, kehebohan yang terjadi di sebuah meja disudut ruangan menambah kebisingan diarea kantin ini.

Saat ini, Kenzo, Tio, Angga, Dave, dan Bayu beserta Dara, Bella, Krisy, dan Lysa, tengah berkumpul didua meja yang disatukan seperti biasa. Memang, akhir-akhir ini kedua rombongan itu sering makan bersama ketika dikantin. Membuat semua yang ada dikantin menatap iri kepada Dara dan teman-teman.

"SORE HARI, KAYAK ZOMBIE. WAKTUNYA, RHOMA KELAPA!
CELAP CELUP...."

"Gue lupa lagi lanjutannya. Ada yang inget gak gais?!" tanya Tio setelah menghentikan acara ngi-klannya.

"Lo gabut apa gimana sih, Yo? Sampe hafal gitu," ucap Bayu.

"Gimana gak hafal gue broh! Itu iklan kan tayang terus, gimana sih?!"

"Nyanyi yang lain aja, Yo! Yang seru gitu!" sahut Lysa.

Tio menatap keatas dengan jari telunjuk di dagu seolah sedang berfikir.

"AHA! AKU EDI PUNYA!" pekik Tio mengejutkan semuanya.

"Bangsat! Gue kaget monyet!" damprat Dave sambil melempar kuaci ke arah Tio.

"Punya ide Jupri! Edi siapa? Bapak lo?!" timpal Angga.

"Kalian kasar deh! Tio gak suka ya kalian kasar!" omel Tio berlagak seperti anak kecil. "Bukannya Edi bapak lo ya, Ga?"

"Eh iya! Itu kan bapak lo Soni!" sahut Bayu yang kini tergelak. Padahal tidak ada yang lucu sama sekali. Memang receh Bayu ini.

"Soni bapak lo, Bay!" Dave terbahak melihat Bayu yang kini terdiam.

"Sudah sudah! Kalian ini malah berteman!" lerai Tio.

"Yo, siapin tempat buat kita bergelut!" ujar Krisy yang kini sedang berpura-pura menggulung lengan seragamnya keatas.

"Eh- eh, canda atuh neng geulis! Baperan ah!"

Sedangkan Krisy hanya memutar mata jengah melihat kelakuan Tio yang entah kapan akan normal.

"EH-EH-EH-EH, BANG JONO!
KENAPA KAU TAK PULANG-PULANG?
PAMITNYA PERGI CARI UANG
TAPI KINI MALAH MENGHILANG!"

"KAU BILANG PADAKU, BAIK-BAIK SAYANG
ABANG PASTI CEPAT PULANG!" timpal Dave yang kini ikut bernyanyi.

"KAU JANJIKAN AKU, SEBONGKAH BERLIAN" kini suara Bayu yang terdengar sambil memukul-mukul meja sebagai alat musik.

"SESUAP NASI PUN JARANG!" sahut ketiganya yang kini sudah menaikkan salah satu kaki mereka ke atas meja.

Suara nyanyian yang tidak terdengar merdu itu menarik perhatian seisi kantin. Memang bukan suatu hal yang aneh lagi bagi mereka, hanya saja sangat disayangkan jika melewatkan moment seperti itu. Apalagi, yang berulah adalah geng RAGHAS.

"BERISIK LO PADA!" teriak Bella lebih kencang membuat ketiganya berhenti.

"Etdah buset! Bu, suaranya melengking amat kek tikus kejepit lagi megang mik!" ucap Tio yang langsung mendapat "hadiah" dari sendok ulah Bella.

"Mampus!"

"Anjing! Sakit bego!" umpat Tio yang kini sedang mengelus kening yang sedikit benjol.

Sudah dua kali ia terkena lemparan sendok. Besok-besok mungkin ia akan dilempari kursi kantin.

"Tadi katanya disuruh nyanyi! Giliran udah nyanyi malah disuruh diem. Labil lo pada!" sungut Bayu yang diangguki oleh Dave dan Tio.

"Suara lo gak enak didenger!" ucap Kenzo dengan datar namun menohok.

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang