Bab 15

44 19 2
                                    

Tekan tombol bintang, komen, dan share yaa😊

Arka tiba di sekolahnya pukul tujuh pas. Ia melihat teman-temannya yang berdiri di pos satpam dekat gerbang, lalu Arka menghampiri mereka yang disambut baik oleh ke empatnya.

"Hey bro!" sapa Tio.

"Hey!" balas Arka. Lalu mereka berlima bersalaman ala pria.

"Lo gak bareng Dara?" tanya Bayu.

"Nggak" jawab Arka.

"Kenapa?" Kali ini Kenzo yang bertanya.

Arka menghembuskan nafasnya, "Dia sakit".

"APA?!" teriak Tio yang mengundang tatapan penasaran dari anak-anak lain.

Plak

"Gak usah lebay anjing!" Dave memukul kepala Tio membuat si empu meringis.

"Sakit babi!" umpat Tio sambil mengusap kepalanya.

"Sakit apa?" tanya Kenzo sambil berjalan lebih dalam ke area sekolah.

Arka terdiam tak menjawab, bingung ingin mengatakan apa. Karena Dara sendiri yang menyuruhnya untuk tidak mengatakan apa yang terjadi.

"Hey! Malah diem lo curut!"

Arka tersentak saat tangan Bayu menyentuh bahunya.

"Ha? Apa?" tanya Arka linglung.

"Yeuu si tolol! Kek orang bego lo!"

"O-oh.. Dara s-sakit... Demam! Nah iya demam!" jawab Arka dengan pekikan diakhir kalimatnya.

"Lah anju, kaget gue setan!" Tio memukul punggung Arka dengan sedikit kencang.

"Nanti pulang sekolah kita jenguk aja gimana?" ajak Bayu.

Arka yang mendengar itu langsung keringat dingin. Kalau mereka jenguk Dara dan tau kondisi gadia itu, bisa abis dia oleh Dara.

"Bol--"

"Ehh! Gak usah!" potong Arka dengan cepat.

"Loh kenapa bro? Kan dia degem gue" ucap Tio yang langsung mendapat delikan tajam oleh Kenzo. "Hehe, ampun bos. Bercanda".

"Engh... D-Dara lagi gak pengen di jenguk katanya," ucap Arka semakin membuat teman-temannya bingung.

"Yakali gak mau, kan cogan kek gue yang jenguk dia," ucap Bayu dengan pedenya.

"Bicit bingit kimi nyit!" nyinyir Tio.

"Sirik aja lo kutu air!"

"Ehh... Mana ada aku sirik. Apalagi gak mikirin kamu~"

Ucap Tio dengan nada yang membuat Dave memutar matanya jengah.

"Udah anjir, jadi gimana? Mau tetep jenguk Dara atau nggak?" tanya Dave menengahi.

"Jadi"
"Nggak"

Arka dan Kenzo mengucapkan dengan bersamaan.

"Jadi. Kita tetep jenguk Dara," final Kenzo membuat Arka menghembuskan nafas.

Dan karena sebentar lagi bel masuk, mereka berlima memasuki kelas didepannya. Hingga bel masuk berbunyi dan pelajaran pertama akan dimulai.

***

Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu, dan kantin pun menjadi tempat pertama yang di kunjungi oleh hampir semua siswa. Tak terkecuali Bella dan teman-temannya, serta inti Raghas.

Mereka duduk bersamaan dengan menyatukan dua meja sekaligus, menjadikan tempat mereka yang terlihat seperti berkuasa.

Dengan kebersamaan mereka membuat seisi kantin memandang iri kepada ketiga cewek itu, yang bisa duduk bareng dengan pentolan sekolah.

"Bang Arka," panggil Bella, membuat Arka yang berada di pojokan menoleh.

"Apa?"

"Dara kemana?" tanya Bella mewaliki kedua temannya.

"Sakit."

Bukan Arka yang menjawab, melainkan Kenzo. Dan jawaban itu membuat ketiga cewek itu langsung menghentikan kegiatannya.

"Apa?! Sakit?! Sakit apa?! Kok bisa? Perasaan kemarin masih baik-baik aja" tanya Alyssa beruntun.

"Satu-satu kale nanyanya!" sahut Tio, namun tak di dengar oleh Alyssa.

"Bisa lah, kan dia juga manusia," jawab Arka.
"Udah udah, makan noh. Mulai dingin ntar gak enak."

Arka mencoba mengalihkan pembicaraan mereka, karena ia yakin jika teman-temannya akan bertanya lebih lanjut dan itu akan membuat ia semakin sulit untuk menjawab. Dan untungnya mereka semua melanjutkan makannya tanpa bertanya lebih lanjut.

Mereka berbincang-bincang sambil makan hingga bel masuk untuk pelajaran berikutnya berbunyi nyaring membuat semua yang ada di kantin bergegas meninggalkan tempat itu.

Di tengah perjalanan, bella dan teman-temannya berjalan belakangan membiarkan para lelaki itu mendahului mereka.

"Sut, kalian ngerasa gak sih kalo bang Arka kek nyembunyiin sesuatu?" tanya Alyssa.

"Gue juga ngerasa kek gitu. Soalnya pas kita nanya Dara sakit apa dia langsung kek gelagapan gitu," sahut Krisy menyetujui.

"Mending kita tanya aja ke laras atau gak Bagas. Mereka pasti tau keadaan Dara yang sebenarnya," usul Bella yang dibalas anggukan oleh keduanya.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka karena sempat terhenti untuk berdiskusi masalah barusan.

***

Keadaan dirumah sakit sangat hening saat ini, tepatnya di kamar yang ditempati oleh seorang gadis yang penuh dengan luka ditubuhnya.

Sudah beberapa kali Dara menghembuskan napasnya. Ia sungguh bosan, ingin keluar namun tubuhnya masih lemas. Ditambah, tidak ada siapa-siapa disini, membuatnya semakin bosan karena tidak ada yang bisa diajak ngobrol. Ponselnya pun ia tak tau sekarang dimana. Teledor memang.

Melihat jam yang berada di dinding kamarnya, sudah waktunya pulang sekolah. Ah, ia merindukan suasana ekolah. Ia merindukan teman-temannya. Ia merindukan makanan dikantin. Dara sangat tidak menikmati makanan dari rumah sakit, rasanya sungguh tidak enak. Pernah waktu itu ia makan makanan rumah sakit, terus karena saking tidak sukanya sampai ia memuntahkannya dikamar mandi.

Saat Dara akan memejamkan matanya, suara pintu yang dibuka secara kasar membuatnya membatalkan niatnya itu.

Gdubrakk

"ASSALAMUALAIKUM, EPRIBADEH! AYEM KAMING!"

Dara terlonjak kaget mendengar suara itu. Lalu tak lama kemudian ia membelalakkan matanya ketika melihat siapa pelakunya.

Tio?

Tbc

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang