Bab 6

43 24 4
                                    

Tekan tombol bintang, komen, dan share yaaa😊

Hari ini Dara dan Arka berangkat bersama menggunakan motor besar milik lelaki itu. Saat mereka sudah melewati gerbang memasuki area sekolah, berbagai pasang mata memperhatikan mereka berdua. Terutama pada lengan Dara yang melingkar Dipinggang Arka, membuat siapa saja yang melihat menimbulkan pikiran-pikiran negatif.

Itu Dara sama Kak Arka kok bisa bareng?

Si Dara ganjen banget gila, main peluk-peluk kak Arka, eww.

Kemaren Kak Kenzo, sekarang kak Arka. Nanti siapa lagi yang dia deketin.

Couple goals banget sihh, jadi pengen.

Kira-kira seperti itulah yang didengar oleh Dara ketika turun dari motor Arka. Membuatnya risih dan ingin sekali menyumpal mulut mereka dengan otak-otak gorengnya Wa Idah.

Arka tersenyum ketika melihat ekspresi Dara yang menahan emosi, dan itu membuat gadis disampingnya terlihat sangat menggemaskan.

"Udah, gak usah dengerin mereka," ucap Arka sembari merangkul Dara dan mengantarkannya ke kelas gadis itu.

Dara hanya mengikuti dan bersikap acuh karena semakin banyak mulut yang bersuara ketika Arka merangkulnya.

"Senyum dong, gak usah mikirin yang kemaren. Gue bakal jagain lo," ucap Arka lembut sembari mengacak rambut Dara membuat gadia itu kesal.

Tanpa mereka sadari ada yang tengah memperhatikan interaksi keduanya, bersembunyi di balik tembok.

"Mereka ada hubungan apa sih? Keliatannya deket banget," tanya Dian sembari terus memperhatikan Arka dan Dara.

"Mana gue tau, gue bukan emaknya," jawab Risa yang mendapatkan delikan tajam dari Dian.

"Eh, bukannya waktu itu dia deket sama kak Aris ya?" tanya Bintang.

"Emang iya? Tau dari mana lo?" bukannya menjawab Dian malah bertanya balik.

"Gue denger dari si Lala, anak IX-3 IPA. Dia liat sendiri mereka ngobrol di deket lapangan."

Dian mengepalkan tangan kesal, bagaimana bisa anak itu dekat dengan semua laki-laki populer di Meganesa? Ia sendiri sudah berkali-kali mendekati Kenzo dan Aris, tapi sama sekali tidak membuahkan hasil. Sungguh tidak adil.

"Apa istimewanya sih cewek ganjen itu? Masih cantikan juga gue."

Dian melihat Arka pergi meninggalkan Dara dan itu kesempatan untuk dia melabrak gadis itu. Ia pun keluar dari persembunyiannya dan berjalan menghampiri Dara.

"Heh, lo!" panggil Dian saat Dara memasuki kelasnya.

Dara menengok dan melihat sosok Dian beserta antek-anteknya.

"Lo jadi cewek keganjenan banget sih?!"

"Maksud kakak?" tanya Dara yang masih menggunakan sopan santun.

"Gak usah sok bego deh lo! Lo itu masih murid baru disini, gak usah bikin ulah!"

Dara masih tidak mengerti kemana arah pembicaraan Dian.

"Gue gak ngerti maksud kakak apa," ucap Dara.

"Lo itu gak usah kecantikan jadi cewek! Lo udah deketin Kenzo, terus Aris, sekarang Arka anak baru itu!"

What?! Dara tak salah dengar? Ia dituduh mendekati cowok-cowok itu? Yang ada mereka yang mendekati Dara duluan. Dan apa katanya? Ia mendekati Arka? Dian belum tau saja hubungan keduanya, jika tau mungkin Dian akan malu.

"Gini ya kak, gue gak sama sekali deketin siapapun yang lo maksud. Merekanya aja yang deketin gue duluan," bantah Dara sambil bersedekap dada.

Dara takkan takut dengan gertakan Dian, sudah cukup di masa lalu ia takut.Kini ia tidak boleh menunjukkan titik terlemahnya.

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang