Bab 10

50 22 8
                                    


Tekan tombol bintang, komen, dan share yaa😊

"Bacot lo!"

Dian mengangkat tangannya bertujuan untuk menampar gadis didepannya,namun seseorang mencekal tangannya. Seketika Dian panas dingin melihat siapa orangnya.

Dara yang tadi terpejam, membuka matanya saat tak merasakan tangan Dian dipipinya. Dara mendongak dan sudah ada seseorang didepannya,
dengan posisi membelakangi.

"Jangan sentuh muka Dara dengan tangan kotor lo," desis Aris.

Ya, lelaki itu adalah Aris.

"A-Aris,"

"Kenapa? Lo nyakitin Dara, lo berhadapan sama gue," ancam Aris lalu menghempaskan tangan Dian kasar.

Aris berbalik, sedikit menunduk karena tinggi Dara hanya sebatas leher Aris. "Lo gak papa?" tanyanya sambil memegang kedua bahu Dara.

Dara menggeleng, "Gue gak papa kak."

"Syukur deh kalo gitu."

Dian yang kesal pun berbalik lalu pergi dari kerumunan itu diikuti oleh kedua anteknya. Begitupun dengan kerumunan yang membubarkan diri karena drama yang mereka tunggu ternyata berakhir tak sesuai harapan.

Arka menghampiri Dara dan menepis tangan Aris yang masih memegang bahu Dara.

"Lo gak sempet di apa-apain kan sama Dian?" tanya Arka penuh cemas.

"Gue gak papa elah, kalian lebay."

Arka menghela nafas lega.

"Lagian kenapa kalian dateng sih?! Kan gue gak bisa adu bacot sama dia," gerutu Dara dengan memasang wajah cemberut.

Aris tersenyum, gemas dengan ekspresi ysng ditunjukkan Dara. Sedangkan Arka memutar mata malas.

"Ngapain lo disini? Pergi sono!" usir Arka dengan tidak tau malunya.

Dara memukul lengan Arka membuat si empunya meringis karena lumayan kencang Dara mrmukul.

"Ko lo mukul sih?!" pekik Arka tertahan.

"Ya elo, dia yang bantuin gue kenapa lo usir?!"

"Ya kan gue juga bantuin lo," balas Arka membuat Dara memutar mata jengah.

"Bantuin apaan, lo nyamperin pas si Dian udah pergi."

"Hehehe...ya kan itu juga bantuin, bantuin lo dari cowok kagak bener kayak dia!" ucap Arka sarkastik sembari menatap tajam Aris.

"Ish bacot ah lo! Kak Aris makasih ya hehe,"

"Iya gak papa. Yaudah gue pergi ya,"pamit Aris lalu pergi dari sana.

"Hush hush, pergi lo! Gak usah caper lo!"

"Bang, diem ah!" ucap Dara dengan berbisik, takut ketahuan.

"Kenapa sih?" tanya Arka dengan suara lantang.

Dara melotot, bisa-bisanya Arka berbicara sangat kencang seperti itu, kalau ketahuan kan jadi ribet urusannya.

"Berisik lo ah!"

Dara pergi ke kantin bersama ketiga temannya. Waktu makannya terbuang sia-sia hanya karena menghadapi Dian.

"Dadah kak Arka!" Lysa melambaikan tangan lalu mengikuti langkah teman-temannya.

Dara berpapasan dengan Kenzo. Jangan lupa tatapan dingin yang ditujukan kepada semua orang, terkecuali sahabat-sahabatnya.

Pandangan mereka sempat bertubrukan namun hanya sekejap, Kenzo segera memutuskan kontak mereka lalu berjalan menghampiri Arka. Dara yang tak memusingkan itu segera pergi ke kantin karena cacing-cacing diperutnya sudah berdemo meminta jatah.

ADARA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang