Tekan tombol bintang, komen, dan share yaa😊
Pagi ini Dara berangkat ke sekolah tidak seperti biasanya. Karena hari ini ia berangkat dengan Kenzo menggunakan motor besar milik lelaki itu. Sebenarnya ia sudah berkali-kali menolak karena tak mau ada gosip atau apapun, namun paksaan Shasha membuatnya tak bisa menolak.
Flashback on
Dara terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara alarm dari ponselnya. Dengan mata yang masih setengah tertutup itu, Dara beranjak dari ranjang tempatnya tidur lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia masih belum menyadari dimana ia sekarang.
Setelah dua puluh menit berlalu, Dara sudah bersiap dengan seragamnya. Namun saat ia mendudukkan dirinya di kursi meja rias, ia mengernyit karena merasa ada kejanggalan.
Sontak ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, dan ia sedikit terkejut.
Sepertinya kamar ini bukan kamar miliknya, karena kamarnya bernuansa putih biru, sedangkan kamar ini bernuansa putih. Bahkan ranjangnya pun berwarna putih sprei nya.
Dara bingung sekaligus takut, karena bagaimana kalau ia telah diculik lalu kamar ini adalah kamar milik penculiknya. Sungguh, Dara sudah gemeteran saking takutnya.
Lalu dengan perasaan yang berkecamuk, ia keluar dari kamar dengan hati-hati. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah yang terlihat sepi.
Apa benar ia tengah di culik?
Tapi ia merasa tak asing dengan rumah ini.
Hingga suara yang sedikit nyaring membuyarkan lamunannya dan mengarahkan pandangannya ke segala penjuru rumah untuk mencari asal suara.
"KAK DARA!"
Akhirnya Dara menemukan seorang gadis kecil yang sudah lengkap dengan seragam putih birunya yang sudah tersenyum sumringah.
Dara berjalan menuju ruang makan yang langsung terhubung dengan dapur itu. Hingga tatapannya beradu dengan manik mata hitam yang juga sedang menatapnya.
Waktu seolah terhenti, keduanya masih saling bertatapan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Tatapan teduh yang ditunjukkan oleh lelak didepannya membuat Dara seolah terbius akan pesona yang dimilikinya. Ia tidak bisa mengalihkan tatapannya barang sedetik pun, seolah tak ada hari lain untuk mengizinkannya menatap manik mata itu.
"Ekhem," suara Shasha mengintrupsi, membuat keduanya melepaskan kontak mata mereka dengan perasaan yang tidak bisa terdefinisi.
"Ayok sarapan, jangan jadiin aku kambing congek,"
Lalu ketiganya memakan sarapan dengan khidmat tanpa mengeluarkan suara, terkecuali garpu dan sendok yang saling bertubrukan.
"Kak Dara, kakak satu sekolah kan sama bang Kenzo?" tanya Shasha yang dibalas dengan anggukan oleh si empu nama.
"Nah bagus kalo gitu! Kalian berangkat bareng aja!" pekik Shasha dengan semangat.
"E-eh, gak usah. Aku bisa berangkat pake angkot," tolak Dara secara halus.
"Eitss, tidak bisa! Kakak harus berangkat bareng sama bang Kenzo," kekeh Shasha.
"Kalo dia gak mau gak usah maksa, ribet," ketus Kenzo menatap adiknya itu.
"Bodo amat, kalian berangkat bareng. Titik gak pake koma apalagi tanda tanya," putus Shasha yang membuat keduanya menghela nafas pasrah.
Atau mungkin hanya salah satu dari mereka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA[END]
Teen Fiction[DIUSAHAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA] _____________________________________ Hanya kisah seorang gadis ceria yang memiliki kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Adara Fredella Ulani. Gadis cantik itu mampu menipu semua orang dengan keceri...