SA 24

28.4K 1.7K 29
                                    

"Jaketnya diseleting makanya." Aksa merapatkan jaket yang dipakai Sasa lalu menarik keatas resleting agar lebih menghangatkan.

"Siapa yang kedinginan sih!" Sungut Sasa menurunkan lagi resletingnya.

"Orang malem juga, dingin."

"Ga mau, keliatan bantet."

"Emang bantet." Jawab Aksa santai

Sasa melotot pada Aksa, "enak aja!" Tukas Sasa sambil menendang betis Aksa.

Aksa mendengus, mengusap betisnya yang habis dicium oleh kaki Sasa. Padahal cuaca memang sedang dingin, tapi Sasa yang ngeyel enggan merapatkan jaketnya. Dia membiarkan jaketnya terbuka memperlihatkan kaos putihnya, yang Aksa tahu biasanya Sasa tidak terlalu memperdulikan penampilannya, tapi sekarang malah rela kedinginan agar penampilannya tidak terlihat bantet seperti yang dia bilang.

Saat ini mereka sedang dipinggir jalan, sepulang dari rumah sakit tadi Aksa mengajak Sasa untuk mampir dulu di tukang siomay, mendadak Aksa ingin makan itu. Mereka duduk dijok motor menunggu tukang siomay membuatkan pesanannya.

"Makasih bang." Ucap Aksa setelah menerima siomay pesanannya, kemudian mengangsorkan satu plastiknya lagi untuk Sasa.

Sasa menerima plastik berisi siomay itu dengan mengernyitkan dahinya, "Kenapa yang buat aku dikit banget." Tanyanya pada Aksa yang sudah memakan satu potong siomaynya.

Setelah menelan Aksa baru menjawab pertanyaan Sasa "Kan yang pengen gua, bukan lu."

Sasa melotot tak percaya "Tapi ini dikit banget, secaplokan juga abis, punya kamu sampe penuh seplastik."

"Iyalah itu cuma goceng." Jawab Aksa menunjuk plastik yang dipegang Sasa, lalu menunjukkan plastik miliknya, "Yang punya gua lima belas ribu."

"Curang!" Pekik Sasa

"Siapa yang curang?" Aksa tak terima.

"Kamu gak boleh begitu dong! Uang kamu kan banyak!"

Aksa melirik sekilas "Apanya yang banyak." Jawabnya malas, belum tahu saja Sasa kalau jatah bulanan nya dikurangi.

Sasa turun dari jok motor, berkacak pinggang menatap Aksa "Halah jangan pikir aku gak tau ya!"

Setau Sasa dulu mertuanya bilang kalau dia menitipkan uang untuknya lewat Aksa, tapi Aksa tidak langsung memberi semua uangnya, Aksa malah memberinya sedikit-dikit walaupun tiap hari.

"Bodo!"

"Gantian siomay nya! Aku juga mau yang banyak." Seru Sasa mencoba meraih plastik siomay, namun langsung dijauhi oleh si pemiliknya.

"Enggak." Aksa duduk memutar membelakangi Sasa, menyembunyikan siomay nya.

"Siniin!" Sasa mencoba meraih plastik berisi siomay itu dari tangan Aksa.

"Beli aja lagi sana."

"Gak mau, maunya yang itu!"

Aksa merotasi bola matanya malas, "Ribet banget tinggal pesan lagi, abangnya belum pergi juga."

"Maunya yang itu." Keukeh Sasa

"Ngeyel! Ini juga tinggal setengah." Aksa menunjukkan plastik miliknya yang memang tinggal setengah.

Sasa langsung merebut plastik ditangan Aksa dan menyerahkan plastik miliknya yang masih utuh.

"Biarin!" Ketus Sasa, berbalik membelakangi Aksa lalu memakan siomay nya dengan cepat seakan-akan takut direbut kembali.

Aksa melongo melihat tingkah Sasa, padahal Aksa sudah menawarinya untuk membeli lagi, tapi dia malah pilih yang bekas Aksa, kalau dilihat siomay Sasa dan siomay miliknya sudah di ukuran yang sama karna Aksa sudah memakan banyka siomaynya tadi, sedangkan milik Sasa belum dimakan sama sekali.

SAKSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang