"SASA!" Teriak Aksa menggema.
Mengacak rambutnya frustasi, sedari dia bangun tidur Sasa sudah tidak ada dalam pelukannya, diteriaki pun tidak ada sahutan apa-apa. Sudah mencarinya disepanjang ruangan apartemen ini juga tidak dia temukan batang hidung perempuan itu.
"Kemana sih lu bangsat!" Aksa mulai panik, gara-gara semalam dia jadi kepikiran tentang Sasa yang tidak mau bersamanya.
Aksa takut Sasa benar-benar pergi meninggalkan dirinya, pikiran-pikiran negatif mulai muncul didalam otaknya, bersatu menjadi satu dan membentuk emosi yang membuat darahnya mendidih.
Aksa meraih barang apapun di dekat nya lalu melemparkan nya ke sembarang arah, dia sudah tidak perduli lagi bentuk apartemennya setelah ini, Aksa tidak bisa menahan diri untuk tidak menghancurkan segala yang ada didekatnya.
"Sialan!" Bantingan gelas menjadi akhir sebelum dia bergerak bangkit mencari ponsel nya yang disimpan dibawah bantal, Aksa akan menelpon istrinya dan memarahinya setelah ini.
Hobi sekali perempuan iti bikin orang khawatir.
Setelah berhasil menyalakan ponselnya ternyata ada satu pesan masuk dari Sasa yang mana nama perempuan itu menjadi teratas diaplikasi whatsapp nya, langsung Aksa buka pesan itu yang dikirim istrinya dipukul 07.47 Wib.
Sasa istrinya Aksa
Aku sekolah diam-diam waktu kamu tidur, pokoknya jangan marah! Salah sendiri pagi-pagi malah molor. Bye!07.47 a.m
Aksa mengetatkan rahangnya, gemas melihat tingkah Sasa yang pembangkang, padahal cuma ulangan harian saja, tidak masuk untuk satu haripun tidak akan dikeluarkan dari sekolah, Aksa yang tidak masuk diulangan kenaikan kelas saja biasa-biasa saja, dia tetap bisa naik kelas.
Memang Sasa aja tuh yang lebay, awas aja kalau beneran pergi dan gak pulang!
Aksa mengacak rambutnya kesal, lalu melempar ponselnya kesegala arah, tak perduli dengan keadaan ponselnya setelah ini. Amarahnya lebih utama.
Meraih bantal dan melemparnya ke lantai, terus begitu sampai seprei yang melekat dikasur juga ikut diberantakinya. Aksa hilang kendali, emosinya gak bisa ditahan, sampai barang-barang yang ada didekat dia jadi sasaran pelampiasannya.
"Tau gitu gua iket aja biar gak kabur!"
Melirik jam yang sudah pukul 10 pagi, Aksa beralih mencari ponsel yang tadi dilemparnya, yang sekarang gak tau dimana keberadaannya sekarang.
Aksa acak-acak lagi kasurnya yang sudah berantakan, mencari ponselnya yang entah dia lempar kemana.
"Anjing! Ada aja yang bikin emosi!" Umpat Aksa sambil terus mencari ponselnya.
Setelah menemukan ponselnya, bergegas menelpon Sasa, Aksa tau ini sudah waktunya istirahat disana, jadi tidak masalah jika Aksa menelponnya.
Berdering
Panggilan pertama tidak ada jawaban.
Panggilan kedua pun tak ada jawaban.
Aksa berdecak, terus menelepon, tidak akan Aksa berhenti menelfon sampai panggilannya diangkat.
Panggilan kesekian kalinya juga gak ada jawaban, Aksa makin dongkol, perempuan sialan itu pasti sengaja gak angkat telfon. Jemarinya mengetat disetiap sisi ponsel.
Sampai pada panggilan ke 19, suara Sasa mulai terdengar.
"Halo."
Aksa diam tidak langsung bersuara, dia masih kesal karna Sasa tidak langsung mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKSA (END)
Teen FictionIbarat cerita lama belum kelar, Cerita yang sudah lama hiatus ini akhirnya kembali. I deleted the synopsis, Langsung aja mampir dan baca. Semoga suka dan bisa menghibur. Grazie mille. Pernah Highest rank #1 in fiksiremaja #...