Berkali-kali Aksa menghembuskan nafasnya kasar. Besok pagi mereka sudah harus pindah ke apartemen yang sudah disiapkan Ayahnya. Tentu atas paksaan Aksa.
Berkali-kali juga Aksa membujuk istrinya untuk mengemas barangnya yang akan dibawa pindah, bukannya menurut, istrinya itu malah ngambek dengan muka yang menurut Aksa super-super nyebelin.
Bibir dimonyongin, alis menungkik keatas, dan mata melotot. Mungkin kalo kata orang itu ekspresi yang bikin gemes. Tapi bagi Aksa gak ada gemes-gemesnya. Rasanya pengen ngegelindingin aja.
Dan sekarang, Aksa lah yang berperan mengemas barang istrinya itu. Kurang baik apa coba Aksa.
Ini juga kalo bukan karna disuruh mertuanya membawa serta istrinya tercinta itu untuk pindah, Aksa juga ogah harus jadi babunya begini.
"Sialan emang! Gua dijadiin babu!" Hardik Aksa membanting baju yang dipegangnya.
Menatap tajam istrinya yang hanya duduk dikasur bak seorang mandor. Berkacak pinggang mendekati Sasa untuk siap menerkam. Wajah memerah yang menandakan sangat marah, dengan hidung yang mengkerut, persis seperti banteng.
Sasa yang melihat betapa seramnya wajah Aksa menundukkan pandangannya, Aksa kalau lagi marah serem banget. Kaya lucifer.
Makin dekat jarak mereka, karena Aksa yang terus melangkah mendekat. Sasa yang makin ketakutan, bergegas menarik selimut dan bersembunyi dibalik selimut. Mengunci selimut itu kecang-kencang di bawah tubuhnya.
"Kamu ngapain sih?!" Teriak Sasa melihat bayangan Aksa dari dalam selimut yang terus mendekat
"Hmm." Gumam Aksa dengan nada menyeramkan, sebenarnya dia gak terlalu marah juga sih, palingan cuma pengen ngejambak istrinya aja sebentar, tapi melihat respon istrinya yang benar ketakutan Aksa jadi makin ingin menjahilinya.
"Iya iya aku aja yang ngemasin barang!" Teriak Sasa penuh ketakutan, menurutnya mungkin saja Aksa marah karna dia tidak mau mengemas barang.
Aksa menahan tawa gelinya.
"AAAA, TOLONG!" Teriak Sasa kencang, memberontak dengan menendang-nendang dari balik selimut, pasalnya sekarang Sasa sudah dalam kungkungan Aksa yang terus menarik-narik selimut yang menutupi seluruh badannya itu.
Setelah satu kali tarikan kencang, selimut berhasil terbuka. Sasa langsung menutup matanya erat-erat karna takut melihat wajah Aksa yang menyeramkan.
"AMPUN!"
"Hahahhah!" Tawa Aksa pecah seketika mendengar permohonan istrinya.
Sasa yang mendengar tawa Aksa lantas membuka matanya, yang dilihat Aksa tengah tertawa geli sampai matanya menyipit, Sasa sempat terpana melihat betapa indah ciptaan Tuhan yang ada didepan matanya. Tapi sedetik kemudian, Sasa tersadar, ternyata dia sedang dikerjai oleh suaminya itu.
Menggeram menahan kesal, Sasa lantas menarik kepala Aksa mendekat, lekas menggigit dagu Aksa dengan kencang.
"Shhh, sakit!" Rintih Aksa, menepuk-nepuk pipi Sasa agar bersedia melepaskan gigitannya.
Sasa masih belum melepaskan gigitannya. Sampai teriakkan seseorang mengagetkan keduanya.
"KAKAK!" Teriak Bayu-adik Sasa.
Aksa dan Sasa masih dalam posisi yang sama. Aksa masih mengukung tubuh Sasa dibawahnya.
"Kok bang Aksa nya digigit sih! Kalo dia gak mau lagi jadi sodara kita gimana?!" Peringat Bayu polos pada Sasa dengan memberenggut kesal
Sasa sontak melihat Aksa. Di dagu suaminya itu ada bebas gigitannya, basah karna liurnya yang menempel. Sasa mengelap bekas liur didagu Aksa dengan tangannya. Tanpa menghiraukan adiknya yang marah entah apa sebabnya. Padahal cuma digigit doang, dia belum tau saja kalau kakak tercintanya bahkan juga pernah dijambak.
![](https://img.wattpad.com/cover/241984510-288-k228075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKSA (END)
Teen FictionIbarat cerita lama belum kelar, Cerita yang sudah lama hiatus ini akhirnya kembali. I deleted the synopsis, Langsung aja mampir dan baca. Semoga suka dan bisa menghibur. Grazie mille. Pernah Highest rank #1 in fiksiremaja #...