"Kok turun disini sih?" Kata Sasa bingung, tapi tak urung ikut turun dari motor.
"Aku mau pergi lagi." Jawab Aksa melepaskan helm dari kepala Sasa dengan dia yang masih nangkring diatas motor.
Sudah terbiasa ber aku-kamu, rasanya gak aneh lagi. Kemajuan yang luar biasa, padahal perubahan yang baru saja dijalani. Bersama Sasa, ternyata mudah.
"Mau kemana emang?" Tanya Sasa penasara.
"Ada." Jawab Aksa singkat.
Sasa mendelik, jawaban dari Aksa benar-benar bukan sebuah jawaban.
Pasalnya setelah Aksa yang menyeludup masuk lingkungan sekolah, Aksa benar-benar menunggu Sasa sampai jam pelajaran habis, dia tidak mau pergi meski sudah diusir oleh Sasa sendiri. Tapi setelah mereka pulang bersama, Aksa malah menurunkannya didepan gedung apartemen saja tanpa ikut masuk kedalam."Mau kemana?!" Cecar Sasa memaksa.
"Engga kemana-mana." Aksa tetap mempertahankan posisinya, diatas motor, tidak berniat turun atau sekedar menemani Sasa sampai depan pintu unitnya.
"Yaudah pulang aja!"
Aksa meringis bingung harus mencari alasan apa, "mau main doang."
"Kenapa harus banget pas pulang sekolah, kenapa gak tadi aja temen-temen kamu juga ada kan. Main mulu!"
Aksa tersenyum geli, marahnya Sasa malah membuat dia gemas ingin menggigit bibir yang sedang komat-kamit itu.
Aksa menyelipkan anak rambut Sasa ditelinga, "sana masuk, disini panas." Mengusap keringat didahi Sasa.
Sasa melotot, "aku ikut!" Ujar Sasa yang membuat Aksa terkikik.
"Gak bisa, sayang. Dirumah aja." Katanya lembut
"Sayang-sayang!" Tukas Sasa sebal.
Aksa mencubit pipi Sasa.
"Kamu tuh ya bener-bener!" Menepis tangan Aksa dari pipinya sudah tahu lagi kesal malah dicubit, cubitan Aksa itu sakit, dia bukan hanya nyubit tapi pipi Sasa ikut ditarik.
"Dah, aku pergi." Pamit Aksa sambil terbahak.
"Pergi aja sana! Gak usah hati-hati, tabrak aja tuh trotoar!" Bentak Sasa
"Kalo mati gimana?"
"Hanyutin aja gak usah dikubur."
Aksa terbahak, mengacak rambut Sasa. "Dasar istri durhaka "
Sasa tak menghiraukan, pergi meninggalkan Aksa yang masih terbahak-bahak. Menghentakkan kakinya kesal.
"Helmnya nih bawa masuk." Teriak Aksa menyodorkan helm yang tadi digunakan Sasa.
"Buang aja!" Jawab Sasa kesal tanpa menghentikan jalannya.
"Aksara sialan!" Decih Sasa sambil terus berjalan.
***
Usapan dipipinya membuat Sasa terbangun, sentuhan tangan hangat yang sesekali juga mencubit pipinya pelan membuat Sasa melenguh dalam tidurnya.
Membuka matanya perlahan, menyesuaikan dengan sinar dari lampu di langit kamarnya.
"Kamu baru pulang?" Tanya Sasa pada Aksa setelah sadar sepenuhnya.
Dihadapan nya ada Aksa yang masih menggunakan hoodie yang sama seperti tadi siang. Jelas saja belum mandi.
"Udah makan?" Aksa menarik tubuh Sasa agar terduduk.
Sasa menggeleng, "jam berapa ini?" Melirik jam di dinding
"Delapan."
"Dari siang baru pulang jam segini?" Ujar Sasa sinis
![](https://img.wattpad.com/cover/241984510-288-k228075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKSA (END)
Teen FictionIbarat cerita lama belum kelar, Cerita yang sudah lama hiatus ini akhirnya kembali. I deleted the synopsis, Langsung aja mampir dan baca. Semoga suka dan bisa menghibur. Grazie mille. Pernah Highest rank #1 in fiksiremaja #...