Saat ini Aksa lagi berdiri didepan pintu apartemennya, tepatnya didalam. Dia sedang menunggu Sasa mengetok pintu, Aksa memang sengaja sampai duluan di apartemen nya bahkan dari halte tadi dia sampai berlari agar bisa sampai lebih awal dari Sasa.
Tidak menunggu lama, saat Aksa sedang menunggu ketukan pada pintu, tiba-tiba saja pintu sudah terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu.
Aksa melongo melihat pintu itu terbuka beriringan dengan perempuan masuk, kepalanya mengikuti gerak perempuan itu.
Bodoh, Aksa memang bodoh, dia lupa kalau apartemen itu menggunakan kode, untuk apa juga dia menunggu Sasa ketuk pintu. Yang ada Aksa yang akan kejedot kalau tidak buru-buru mundur dari balik pintu.
Sedangkan perempuan itu mengernyitkan dahinya bingung, sedang apa Aksa berdiri tepat dibalik pintu, dan tumben sekali sudah ada dirumah, biasanya kalau pulang bisa tengah malam.
"Ngapain disitu?" Tanya Sasa sambil menutup kembali pintunya.
Aksa buru-buru mengontrol dirinya, menegapkan tubuhnya kembali, dan menatap perempuan itu tajam.
Prok prok prok
Aksa menepuk kedua tangannya, menatap perempuan sengit.
"Bagus ya, masih kecil udah pinter selingkuh! Gak inget udah bersuami, hm?!" Ujar Aksa tajam
Sasa mengernyitkan dahinya bingung, membalas tatapan itu.
"Ngomong apa sih? Gak ngerti."
"Cih, gak ngaku! Dianter jemput sama cowo, mesra-mesraan dipinggir jalan, tatap-tatapan kaya tukang hipnotis. Apa kalo bukan selingkuh?!" Seru Aksa dengan emosi, suaranya terdengar keras hampir berteriak.
Sasa semakin bingung, ditambah dengan Aksa yang menatapnya seperti musuh, bahkan bicaranya sangat cepat, walau begitu masih bisa Sasa dengar.
"Selingkuh apa?"
"Yang tadi! Gak usah pura-pura lupa!" Sungut Aksa.
Sedetik kemudian Sasa menyemburkan tawanya, sudah mengerti apa yang Aksa maksud.
"Kenapa? Kamu cemburu?" Kata Sasa masih dengan tawanya.
"Hih, apaan cemburu!"
Tidak, Aksa tidak cemburu. Sebenarnya dia hanya ingin bermain drama seperti difilm-film. Ketika istri nya ketahuan selingkuh oleh sang suami, istri akan memberikan penjelasan bahwa yang dilihat itu tidak benar, lalu istrinya akan menangis dan minta maaf. Sedikitnya itu yang Aksa bayangkan.
Tapi ternyata skenarionya tidak berhasil, bukannya minta maaf perempuan itu malah menertawakannya, dan meledeknya pula.
Dan lagi, kenapa juga rasa kesalnya menjadi nyata, harusnya ini kan hanya akting saja.
"Ngaku aja, nanti aku masukin daftar tunggu."
"Cih! Kaya laku aja, deket cowok juga langsung gemeteran" Jawab Aksa dengan berdecih.
Sasa melirik Aksa yang masih menatapnya sini, melangkahkan kakinya mendekat pada Aksa, terus bergerak sampai jarak keduanya sangat dekat, bahkan jari kaki mereka sampai bersentuhan saking dekatnya.
Aksa menyipitkan matanya kebingungan dengan tingkah perempuan itu. Aksa menahan nafasnya, jarak diantara mereka sangat dekat, bahkan kalau saja Aksa bergerak maju sedikit bisa dipastikan bibirnya menabrak dahi Sasa.
"A-apa?" Tanya Aksa gugup saat melihat perempuan itu hanya diam saja.
Cup!
Membatu, pikiran Aksa langsung ngeblank, kakinya spontan melemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKSA (END)
Teen FictionIbarat cerita lama belum kelar, Cerita yang sudah lama hiatus ini akhirnya kembali. I deleted the synopsis, Langsung aja mampir dan baca. Semoga suka dan bisa menghibur. Grazie mille. Pernah Highest rank #1 in fiksiremaja #...