SA 5

53K 2.8K 76
                                    

Habis digebukin dua kali, sekarang malah disuruh panas-panasan mencari perempuan yang minggat dari rumah. Bukannya dirawat atau diobati dulu, ini malah disuruh-suruh.

Lagipula untuk apa di cari, sih?! Nanti juga balik lagi!

Seharusnya disuruh istirahat dulu kek atau disuruh makan dulu gitu, Aksa kan laper belum makan. Lah ini, malah disuruh cari calon istri yang antah berantah keberadaannya.

"Ck, kabur ke mana sih ah, ngeselin banget!" Kesal Aksa mencari Sasa yang tak diketahui siapapun keberadaannya.

"Kalo mau kabur bikin surat dulu kek kaya difilm-film, ngasi teka-teki keberadaanya, biar gua ada tujuan buat nyari!" Gerutu Aksa menyugar rambutnya kasar.

"Mana laper lagi." Gumam Aksa sepanjang jalan.

Tanpa diminta, engga tau kenapa mobil yang Aksa kendarai tiba-tiba saja berbelok memasuki area parkir sebuah rumah makan, perasaan gak ada yang suruh. Sepertinya si mobil mengerti apa yang dibutuhkan pemiliknya.

Sambil keluar dari mobil, Aksa merogoh saku dan mengeluarkan telepon seluler miliknya. Mendial nomor Rafa, temannya.

"Halo!" Serunya tak santai, sambil mencari meja kosong untuknya.

"Ngapa?" Jawab diseberang sana dengan nada malas.

"Lu pada dimana?" tanya Aksa singkat

"Rumah Ian."

"Kesini lu pada." Perintah Aksa tanpa basa-basi.

"Kemana?"

"Deket jembatan bkt, temenin gua makan."

"Terlalu keliatan kesepiannya." Cemooh yang dilontarkan Rafa dengan mendengus geli, sudah hafal sekali tingkah Aksa yang kalau mau makan harus ditemani, gak mau sendirian.

"Bacot!"

"Cepetan kemari, gak pake lama!" Lanjutnya lagi, mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban diseberang sana.

15 menit menunggu kedatangan temannya, akhirnya yang ditunggu datang juga. Menggunakan dua motor besar yang dinaiki masing-masing dua

"Lama banget sih pada!" Sungut Aksa pada teman-temannya yang lama datengnya, padahal mah gak lama-lama banget sih, emang dasarnya aja si Aksa lagi sensi.

"Yeuh, ngajak nya aja mendadak, coba kalo bilangnya dua tahun sebelumnya." Celetuk Dion

"Sakit njir!" Sungut Dion yang mendapat jitakkan dari Aksa

"Dah ah lama, keburu penuh meja nya tuh," kata Aji yang menengahi kedua temannya itu yang sedang asik jitak-menjitak, tanpa merasa malu dilihat pengunjung lain.

Mereka serempak menuju meja yang berada di paling pojok dekat dengan jendela yang menampilkan pemandangan luar, jembatan.

Untungnya ini sudah hampir sore, jadi gak terlalu panas karna terik matahari yang menembus ke dinding kaca.

Aksa menagkat sebelah tangannya tanda memanggil pramusaji.

"Mau pesen apa tuh? Pesen aja gua yang bayar," kata Aksa melemparkan buku menu kearah teman-temannya.

"Wuihh, mantap nih!" Seru mereka kesenangan.

"Kaya kalo makan bayar sendiri aja." Gumam Aksa.

Aksa memang orangnya gak pelit, apalagi ini kan dia yang mengajak temannya untuk menemaninya makan. Biarpun dia jarang makan dirumah bersama Ayahnya, tapi Aksa gak akan mau kalau disuruh makan sendiri, biarpun makan ditempat mewah, lebih baik dia mengajak temannya untuk makan, gak masalah kalau disuruh bayarin. Yang penting gak terlihat banget seperti orang nelangsa.

SAKSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang