Aksa membawa Sasa ke kumpulan teman-temannya yang sedang berteduh dipinggir lapangan.
"Oiii, gak halu ternyata." Seru salah satu dari mereka, dengan kompak mereka berdiri dari duduknya setelah kedatangan Aksa dan Sasa.
Aksa mendengus, "kenalan deh tuh." Kata Aksa.
Dengan cepat mereka langsung mengulurkan tangannya pada Sasa, Sasa meringis bingung, melirik Aksa seolah bertanya apakah harus pake acara kenalan segala seperti ini. Aksa mengangguk.
"His! Gua duluan, turunin tangan lu!"
"Enak aja! Tadi yang ngulurin tangan gua duluan ya!" Serobot Aji menggeplak tangan teman-temannya yang menggantung siap menerima salaman dari Sasa.
"Banyak bacot ya lu-lu pada, gua duluan!" Tanpa aba-aba, Ian meraih tangan Sasa untuk bersalaman dengannya.
Sasa yang belum siap sontak tertarik maju karna tarikan yang lumayan kuat.
"Monyet lu ya!" Bentak Aksa pada temannya, untungnya Aksa langsung menangkap tubuh Sasa. Kalau saja telat, entah Sasa akan menubruk tubuh Ian atau malah jatuh ketanah. Yang jelas, itu sama saja membuat Aksa geram.
Ian yang merasa bersalah mengangkat kedua tangan nya keatas, "Duh maaf, beneran gak sengaja, sakit tangannya?" Kata Ian dengan raut bersalah.
"Gapapa, cuma kaget aja." Jawab Sasa tersenyum kecil, tubuhnya masih berada dalam kukungan Aksa yang memeluknya dari samping.
"Gapapa-gapapa! Kalo jatoh pala lu yang gua gorok!" Semprot Aksa pada Ian.
"Kan udah minta maaf, ngapa jadi lu yang sewot?!"
"Wah beneran nyari ribut nih!" Tantang Aksa, mendorong Sasa pelan untuk berlindung dibelakangnya. Menggulung lengan kaosnya siap untuk adu jotos.
"Lu jual gua kasbon!"
"Maju sini maju!" Seru Aksa sudah siap dengan kuda-kudanya.
"Waduhh gak boleh nih begini, memalukan nama persahabatan aja ya kalian!" Teriak Rafi menengahi, berdiri diantara Ian dan Aksa.
"Minggir aja deh lo!" Sentak Ian, tersulut emosi.
Dion menarik tangan Rafi agar minggir dari tengah-tengah, "udah biarin gua pengen nonton!"
"Ahh bener juga, terusin deh." Rafi tertawa renyah, "minggiran dong Ji." Serunya pada Aji yang menghalangi pandangannya.
Aji menengok kebelakang saat merasa namanya disebut, "Si onyon udah pw banget gua, lu nongkrong disitu." Terbahak melihat Rafi yang malah nongkrong dipinggir.
"Ga ada kacang apa ini?" Aji menghampiri Rafi dan nongkrong disebelahnya, siap untuk menonton pertunjukan.
"Popcorn enaknya mah."
"Anak setan lu semua ya! Bukannya misahin malah nontonin!" Teriak Aksa tiba-tiba saat sadar teman-temannya menonton dia yang hampir adu jotos.
"Dasar manusia gak punya adab!" Ian ikut bersuara. Diangguki setuju oleh Aksa.
Keduanya berkacak pinggang menatap sengit ketiga temannya yang malah asik nongkrong dipinggir.
"Bubar-bubar berantemnya gak jadi." Seru Dion heboh seraya bertingkah membubarkan kerumunan.
"Belum juga mulai." Decak Rafi cemberut, bangun dari nongkrong nya karna tarikan dari Dion.
"Pulang! Abangnya mau pulang!" Teriak Aji terbahak-bahak, melihat kedua temannya yang sebelumnya ingin adu jotos sekarang malah berdiri berdampingan dengan sama-sama berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKSA (END)
Teen FictionIbarat cerita lama belum kelar, Cerita yang sudah lama hiatus ini akhirnya kembali. I deleted the synopsis, Langsung aja mampir dan baca. Semoga suka dan bisa menghibur. Grazie mille. Pernah Highest rank #1 in fiksiremaja #...