12. Kencan Pertama

33 7 0
                                    

"Malam ini ... papa gue pulang dari Belanda!" Er menatap Ar sambil menghembuskan napas panas.

Bagaimana tidak? Pagi ini—di sekolah—Ar terus nempel dengan pemain basket itu.

Alfano menggaruk kepalanya. "Apa hubungannya sama Ar? Dia kan pacar gue. Malam ini gue mau kencan, bukan mau ngurusin obsesi bapak mudharat-mu itu!"

"Ke-kencan?"

Al mengangguk.

"Eh Er, bapak lo dah pulang?" Ar menyahut.

"Iya, dia pulang karena bela-belain nonton wayang di balai desa?!"

Al tertawa cekikikan. "Pulang dari Belanda cuma buat nonton wayang? Bapak lo model babi jenis apa sih?"

Er mulai mengepalkan tangannya. Eits, ia tidak ingin bertengkar kali ini. Selalu terbayang, nasihat papanya supaya tidak bertengkar walau ada yang menghinanya. Tapi ia amat kesal. Napasnya memburu. Untung saja ia bukan tipe orang yang suka bertengkar.

"Ok Ar, lo pilih Al apa pilih gue?" Er menatap Ar sangat tajam.

Ar menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Jelas pilih Al?! Lo kalau mau ikut, ikut aja! Ajak Fatimah sekalian. Katanya lo suka?"

Al menyahut. "Kalau lo mau ikut, gue tunggu di taman bungkul?! And ... jangan lupa bawa tiker yo cok!"

Er menatap Al tak mengerti. Ia misuh di hadapannya? Sakit banget rasanya. Ya ... walau bahasa itu sudah melekat di hati orang Surabaya, tapi Er enggak terbiasa dididik brandal kayak gitu.

Er langsung pergi. Pedesnya Al, enggak bisa Er terima dengan ikhlas.

"Laporin Pak Dodo aja sih orang kayak gitu! Terlalu emosional. Gak pantes jadi sahabat lo, Ar." Alfano menarik senyum licik.

~*~

Malam ini—di taman bungkul—Ar dan Al sudah duduk bersama satu tikar. Fatimah dan Er tiba-tiba saja datang membawa tikar yang lain.

"Fat, makan yuk! Ntar gue suapin deh?!" Er tersenyum kepada Fatimah, kemudian mengeluarkan tepak makannya.

Dari seberang, Ar menatap Er kesal. Sementara Alfano malah mengajak Ar main prosotan.

Ya, mereka tampak hidup terpisah. Ar cemburu, dan Er memanasi. Huft, cinta itu sangat sederhana.

"Er, kamu beneran cinta aku, kan?" tanya Fatimah, di hadapan Ar.

Lokasi mereka bersebrangan. Mungkin butuh 5 langkah lagi untuk mereka saling bertemu.

"Iya, gue cinta lo!" Er mulai berbohong lagi. Matanya menatap Ar, padahal dia sedang berbicara dengan Fatimah.

Ar mulai melototi Er. Ar bersikap tak peduli. Ia tetap saja fokus bermain prosotan bersama Al.

"Er, ayo makan?! Katanya mau nyuapin?" Fatimah menagih janjinya. Ya- iyalah cewek, kalau udah bilang apa, ya harus ditepati.

Ar diam-diam menjauh dari Al. Ia izin ke kamar mandi, padahal ia tak ingin pipis. Ar membuka HP-nya, lalu menekan nomor Er. Ya, Ar menelponnya.

Er yang masih bersama Fatimah, tiba-tiba melongo keheranan. Ia kemudian menjawab telpon dari Ar. Ia alasan kepada Fatimah, bahwa yang menelponnya adalah seorang teman laki-laki. Dan Fatimah percaya. Bahkan nitezen saja sudah tau, kalau Er enggak punya teman selain Ar.

"Hallo Er. Gue ntar habis ini ikut lo liat wayang. Gue kangen banget sama bapak cumimu itu!"

"Ya." Er menjawab singkat, takut Fatimah kedengeran.

Ar menutup telponnya, lalu kembali bermain bersama Al.

~*~

Keseruan tadi berakhir dengan cepat. Ar dan Er sekarang, ikut Papa cumi nonton wayang. Obsesi Om Joko terhadap wayang, membuatnya lupa akan segala hal di bumi.

"Ar. Beruntung banget Om ketemu kamu ...."

Ar tersenyum. "I-iya Om."

"Mulai sekarang, Om panggil Ar Panchali, ya? Anggep aja nama sayang Om. Jadi kalau Om panggil 'Chal atau Panchal' Ar noleh, ya?"

Ar meneguk ludahnya.

Sementara Er tertawa kecil. "Panchal? Emang sepeda pancal?"

Ar menabok Er. "Diem lo ikan dori! Cerewet aja kayak dori?!"

"Sudahlah Ar, Er emang dari dulu mirip dori!" sahut Pak Joko.

"Papa laknat?!"

Pak Joko dan Ar tertawa dengan keras.

Pertunjukan wayang dimulai pukul 23.00. Waktunya nobar tiba. Demi Papa cumi, Ar relain liat wayang kulit bareng si Dora.

Ya, dora! Masih ingat dengan boneka kunang-kunang yang pernah Er berikan kepada Ar? Namanya Dora. Terinspirasi dari cerewetnya Er yang seperti ikan dori. Huft, malam ini sangat seru ditemani Pak Joko.

~*~

Woi, haaahhh panasss!! 🤍❤️
Papa cumiii🦑🦑
Lope kuningnya mana wkwk 💛
Kesan dan pesan? 🤭😳

20 Maret 2021 📖
Love 🖌️

Authormu🌼

Er & Ar  ✔️ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang