38. Gelap

27 1 0
                                    

Jam brp kalian baca?
Semoga suka^^

Jam brp kalian baca?Semoga suka^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

Ar sekarang berada di depan toko boneka. Ia terkekeh pelan. Berharap seseorang membelikannya boneka kunang-kunang lagi di hari ulang tahunnya. Gue salah berharap sama dia!

Ar kemudian tersenyum. Ia menghembuskan napas dingin. Kini kedua lengannya sendekap dan badannya merunduk kedinginan. Tubuhnya bergetar hebat, bibirnya pun memutih. Kulit-kulitnya kini keriput karena berlama-lama berada di tengah-tengah hujan yang lebat tanpa jas maupun payung.

Ar meraba rambutnya yang kini sudah lepek dan apek. Ia lagi-lagi tersenyum. Gue dah biasa kek gini! Sekarang gue harus cari cara, bagaimanapun caranya gue hari ini harus mati!

Gadis itu dalam mata yang kini buram menatap jembatan gantung radius 4 meter dari dirinya berdiri saat ini. Gue tahu cara gue buat akhiri semua ini!

Otaknya kini sudah semrawut. Perlahan, ia melangkahkan kakinya menuju jembatan coklat itu. Dalam hitungan menit saja, Ar kini sudah berdiri di atas jembatan.

Ar menarik napasnya. Menatap aliran sungai yang deras bercampur rintik hujan. Sebelum akhirnya ....

Selamat tinggal!

Gelap.

~*~

Badai mulai mereda pukul 21.00. Bu Susi telah menyelesaikan semuanya dengan aman. Khawatir keadaan anaknya bagaimana, Bu Susi langsung bertolak menuju rumah sakit.

Awalnya aman-aman saja. Ia membuka pintu kamar anaknya dengan santai. Ia baru menyadari sesuatu hal yang janggal ketika Ar sudah tak ada di tempat tidurnya.

Keringatnya bercucuran hebat. Ke mana anak ini?

Bu Susi membuka kamar mandi. Nihil. Gadis itu tak ada di sana. Bu Susi berhenti sejenak. Ia mencoba berpikir. Sesegera mungkin Bu Susi menuju resepsinonis. Pertemuannya dengan pihak resepsionis pun berjalan dengan tidak baik. Mereka juga tidak tahu.

Pihak rumah sakit yang merasa punya tanggung jawab langsung menghubungi kepolisian. Bersama polisi, Bu Susi dan pihak rumah sakit mengidentifikasi rekaman CCTV rumah sakit. Ya, Ar tampak keluar dari rumah sakit itu. Setelahnya tak tampak lagi batang hidung gadis tersebut.

Polisi segera meminta anak buahnya mencari gadis yang hilang. Bu Susi malam ini tak dapat tenang. Jantungnya berdetup kencang. Ia takut anaknya kenapa-napa.

Tak berselang lama Er datang dengan membawa banyak sekali barang. Mulai dari boneka, makanan, kue, dan perlengkapan ulang tahun. Er memekik keheranan ketika Bu Susi terlihat murung di kursi paling pojok tempat kamar Ar di rawat. Kini wajah wanita itu terpelungkup tak berdaya. Tak ingin menatap siapa-siapa.

Er & Ar  ✔️ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang